Agustus 8, 2008

PERTANGGUNGJAWABAN PROGRAM SIARAN PENDIDIKAN DAN UPAYA PEMERATAAN PENDIDIKAN MELALUI MEDIA RADIO

Posted in Artikel, Pendidikan pada 9:46 am oleh tepeuny

Oleh : Agus Abdul Karim Makki

Mahasiswa Kurikulum & Teknologi Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta

Kenyataan kemajuan dan perkembangan teknologi globalisasi sudah banyak mempengaruhi kehidupan manusia, termasuk pendidikan. Media televisi, radio, merupakan contohnya. Saat ini masyarakat Indonesia lebih banyak tertarik pada media televisi (video) di banding media radio (audio). Hal ini menurut saya karena masyarakat memandang media radio kurang menarik, media radio hanya menawarkan suara (audio), lain halnya dengan media televisi. Media televisi dianggap lebih sempurna karena selain menawarkan suara (audio) juga menawarkan gambar (video) baik itu gerak maupun non gerak (slide foto). Menurut Rudi Hofman, telah terjadi transformasi budaya pada masyarakat Indonesia, yaitu masyarakat Indonesia dari tradisi lisan tahap I (audio) melompat ke lisan tahap II (audio visual), masyarakat Indonesia tidak melewati tradisi membaca (merenungkan) seperti yang terjadi di negara-negara maju.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ditandai oleh makin mudah dan murahnya akses dari, dan, ke jaringan informasi dan komunikasi sudah merambah ke seluruh aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Tantangan teknologi tersebut harus terakomodasi dengan pengembangan berbagai model dan format pendidikan atau pembelajaran. Kehadiran seluruh lembaga yang mampu mengemban peran tersebut sangat penting, guna mendukung pencapaian tujuan pendidikan, utamanya yang terkait dengan peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan. Hal ini sangat disadari karena adanya fragmentasi geografis Indonesia sebagai Negara kepulauan. Kemajuan nasional dimulai dari peningkatan pendidikan di setiap daerah/kawasan secara berkeadilan. Untuk mencapai itu semua salah satu media yang dapat digunakan adalah audio (radio).

Saat ini program siaran yang ditawarkan baik oleh media televisi maupun radio lebih banyak yang bersifat hiburan dibandingkan dengan yang bersifat mendidik atau pendidikan. Saya sendiri menyadari dan mengakui lebih banyak memperoleh berbagai informasi dari media televisi dibanding radio, alasannya karena tiap mendengarkan siaran radio, acara yang disuguhkan berupa hiburan (musik) dan minim sekali acara yang informatif. Hal ini bukan berarti media televisi lebih baik dari media radio dan kita tidak boleh menyalahkannya. Setiap media memiliki kelemahan, kelebihan dan fungsi serta peran masing-masing, jadi tidak bijak apabila memandang media satu lebih baik dari media lain.

Setiap media seharusnya ikut dan berperan serta dalam mencerdaskan bangsa. Sekarang yang jadi pertanyaan adalah apakah media (radio) yang ada sudah ikut dan berperan dalam mencerdaskan bangsa? Dalam tulisan ini saya akan lebih memfokuskan pada media radio andilnya dalam rangka ikut dan berperan mencerdaskan bangsa.

Pemerintah seharusnya lebih tanggap dan tegas, terhadap program-program yang disiarkan oleh lembaga penyiaran. Pemerintah perlu menghimbau kepada semua lembaga penyiaran untuk lebih menyiarkan program yang seimbang, dan akan lebih baik apabila porsi siaran yang siarkan lebih banyak yang bersifat edukatif. Kita memang hidup di negara yang demokratis, akan tetapi bukan berarti kita boleh menyiarkan program siaran dan melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak kita. Meskipun demokratis setiap warga negara juga memiliki HAK, tugas dan kewajiban, hal ini yang perlu kita perhatikan.

Radio merupakan media penyiaran publik, karena memiliki ruang akses yang nyaris tanpa batas pada kehidupan publik, berinteraksi dengan kepentingan publik dan menggunakan ranah milik publik berupa spektrum frekuensi yang sistem alokasinya terbatas. Masduki mengemukakan dalam bukunya berjudul “Radio Siaran & Demokratisasi”, pada prinsipnya semua bentuk lembaga penyiaran berhak mengisi ruang frekuensi, sejauh memenuhi tiga komponen, yaitu pemenuhan kesenangan publik (public convenience), pemenuhan kepentingan publik (public interest) dan pemenuhan kebutuhan hak publik (public necessity).

Prinsip tersebut menjadi dasar oleh setiap stasiun penyiaran, dan demokratisasi sangat kuat, artinya bahwa setiap lembaga penyiaran berhak menentukan program-program siarannya. Hal ini menurut saya yang perlu dirumuskan lagi tentang Undang-Undang siaran.

Demokratisasi Siaran

Demokratisasi dalam penyiaran masih merupakan gagasan yang “mentereng” di Indonesia. Gagasan ini meliputi, 1) independensi, 2) pluralitas kepemilikan dan orientasi lembaga serta isi, 3) desentralisasi dan dekonsentrasi penyiaran.

Demokratisasi penyiaran selalu bertumpu pada 2 pilar untuk 1) demokratisasi sebagai jaminan tidak adanya intervensi pada muatan isi dan perbincangan di media penyiaran dalam bentuk apapun, termasuk intervensi melalui badan kontrol yang sejatinya berasal dari kehendak masyarakat. Intervensi bisa berasal dari pemerintah atau pemegang kendali ekonomi yang anti demokratisasi, 2) keterbukaan bagi semua partisipasi semua pihak secara setara dan independent. Faktor-faktor yang menentukan radio sebagai media yang demokratisasi ;

1. Ideologi ekonomi politik, terkait dengan pilihan visi, misi, dan filosofinya

2. Pihak eksternal yang berpengaruh seperti pemerintah, masyarakat, pengiklanan

3. Manajemen stasiun radio ini kebijakan dan wewenang dalam mengambil keputusan secara rutin

4. Kekuatan kritis-demokratisasi berasal dari akademisi, LSM, ormas dan sebagainya

5. Broadcaster (penyiar, reporter, editor)

Radio Swasta (Non Pemerintah)

Siaran radio non pemerintah sebagai suatu media masa yang telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia, harus merupakan alat pendidikan, penerangan dan hiburan yang aktif dan kreatif dari kehidupan dan penghidupan bangsa Indonesia berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu, badan penyelenggara radio siaran radio dalam menyelenggarakan siarannya, wajib melakukan petunjuk-petunjuk umum tentang kebijaksanaan-kebijaksanaan isi siaran yang diatur oleh Menteri Penerangan, antara lain keharusan merelay berita RRI. Radio non pemerintah siarannya bersifat lokal. Untuk itu isi dan tujuan siarannya harus mencerminkan hubungan erat dengan keadaan serta pertumbuhan daerah jangakauan siarannya.

Dalam mendukung dan berperan serta dalam mencerdaskan bangsa, setiap radio non pemerintah harus memiliki program siaran pendidikan unggulan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada pemerintah daerah setiap tahunnya. Hal ini mendorong untuk selalu melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah dan adanya alokasi anggran dari pemerintah pusat dalam mendukung program siaran pendidikan tersebut. Tentunya ada sanksi bagi stasuin penyiaran apabila tidak menjalankan dan tidak dapat memberikan pertanggungjawabkan program tersebut. Sanksi yang dapat berupa adanya denda, atau penjabutan izin siaran. Dengan begini setiap lembaga penyiaran tentu akan termotivasi untuk menjalankan dan program pendidikan.

Pertanggungjawaban terhadap program siaran pendidikan bukan hanya untuk lembaga siaran, tetapi juga pemerintah daerah. Hal ini agar kedua belah pihak lebih sungguh-sungguh dalam rangka mencerdasakan bangsa.

Sisi lain Rekaman Audio-Tape

Pesan dan isi plajaran dapat direkam pada tape magnetic sehingga hasil rekaman itu dapat diputar kemabali pada saat diinginkan. Pesan dan isi pelajaran itu dimaksudkan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sebagai upaya mendukung terjadinya proses belajar.

Materi tipe audiotape adalah cara ekonomis untuk menyediakan isi pelajaran atau jenis informasi tertentu. Rekaman dapat disiapkan untuk sekelompom siswa, dan sekarang ini sudah lurmah rekaman disiapkan untuk penggunaan perorangan. Sudjana & Rivai (1991:130) mengemukakan hubungan media audio dengan pengembangan ketrampilan yang berkaitan dengan apek-aspek ketrampilan mendengarkan. Ketrampilan yang dapat dicapai dengan penggunaan media audio meliputi:

1. Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian. Misalnya siswa mengidentifikasi kejadian tertentudari rekaman yang didengarkannya.

2. Mengikuti pengarahan. Misalnya, sambil mendengarkan pernyataan atau kalimat singkat, siswa menandai salah satu pilihan pernyataan yang mengandung arti yang sama.

3. Melatih daya analisis. Misalnya, siswa menentukan urutan-urutan kejadian atau suatu peristiwa, atau menentukan ungkapan mana yang menjadi sebab dan yang mana akibat dari pernyataan-pernyataan atau kalimat-kalimat rekaman yang didengarkannya.

4. Menentukan arti dari konteks. Misalnya siswa mendengarkan pernyataan yang belum lengkap sambil berusaha menyempurnakan dengan memilih kata yang disiapkan. Kata-kata yang disiapkan itu berbunyi mirip dan hanya dapat dibedakan apabila sudaha dalam konteks kalimat.

5. Memilah-milah informai atau gagasan yang relevan dan informasi yang tidak relevan. Misalnya, rekaman yang diperdengarkan mengandungdua sisi informasi yang berbeda dan siswa mengelompokkan informasi ke dalam dua kelompok itu

6. Merangkum, mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi. Misalnya, setelah mendnegarkan rekaman suatu peristiwa atau cerita, siswa diminta untuk mengungkapkan kembali dengan kalimat-kalimat mereka sendiri.

Ketentuan-ketentuan

1. Radio tape telah menjadi peralatan yang sangat lumrah dalam rumah tangga, sekolah, mobil, bahkan kantongan (Walkman). Karena harga yang cenderung terjangkau oleh seluruh lapisan mayarakat ketersediaannya dapat diandalkan.

2. Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga pesan atau isi pelajaran dapat berada di beberapa tempat pada waktu yang bersamaan.

3. Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian, atau merekam pekerjaan siswa sendiri dapat dilakukan dengan media audio.

4. Rekaman memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan diri sendiri sebagai alat diagnosis guna membantu meningkatkan ketrampilanmengucapkan, membaca, mengaji atau berpidato.

5. Pengoperasian radio tape relative mudah

<!
Usaha dalam mencerdaskan serta pemerataan pendidikan, perlu adanya program yang dapat dipertanggungjawabkan oleh setiap lembaga penyiaran, dan adanya undang-undang siaran yang melandasinya. Setiap lembaga siaran harus menyusun program yang seimbang, dan memaknakan demokratisasi sebagai alat dalam mencerdaskan bangsa dan alat pemersatu bangsa.

Juli 10, 2008

Metode-Metode Pembelajaran Konsep

Posted in Artikel, Pendidikan pada 1:00 pm oleh tepeuny

Ada beberapa metode pembelajaran antara lain (Winston,1992):

1. Pembelajaran dengan menganalisa perbedaan (learning by analyzing differences). Metode pembelajaran ini menggunakan heuristik-heuristik induksi seperti require-link dan drop-link untuk mempelajari deskripsi klas dari contoh-contoh positif dan negative. Perbedaan-perbedaan dianalisa berdasarkan urutan-urutan penampilan.

2. Pembelajaran dengan menjelaskan pengalaman (learning by explaining experience). Metode ini belajar dari pengalaman yang didapat dari latihan-latihan kerja (working exercises).

3. Pembelajaran dengan mengoreksi kesalahan. Metode ini menggunakan suatu prosedur perbaikan untuk menunjukkan kesalahan dan mengoreksi kesalahan yang terdapat dalam suatu model.

4. Pembelajaran dengan merekam kasus-kasus (learning by recording cases). Metode ini merekam kasus-kasus untuk penggunaan kemudian.

5. Pembelajaran dengan membangun pohon-pohon identifikasi (learning by building identification trees). Metode ini mempelajari deskripsi dari suatu konsep dengan membangun pohon keputusan.

6. Pembelajaran dengan melatih jaringan saraf tiruan. Metode ini mempelajari deskripsi suatu konsep dengan menghitung bobot dari suatu jaringan saraf tiruan.

7. Pembelajaran dengan evolusi simulasi. Metode ini mempelajari deskripsi suatu konsep dengan menggunakan simulasi evolusi genetika.

8. Pembelajaran konsep dengan membangun pohon-pohon identifikasi (learning by building identification trees) adalah metode pembelajaran yang menjadi tema pokok dalam buku ini. Metode yang digunakan dalam membangun pohon keputusan adalah dengan menggunakan Iteraitive Dichotomizer Three (ID3). ID3 diperkenalkan pertama kali oleh Quinlan (1979). Kemampuan metode ini untuk menghasilkan aturan-aturan pengklasifikasi konsep secara automatis menarik perhatian beberapa peneliti untuk melakukan penelitian mengenai potensi aplikasi metode ini.   Namun sejauh ini aplikasi ID3 secara luas masih belum banyak dikenal baik dikalangan peneliti di luar negeri maupun di Indonesia. Hal ini disebabkan karena acuan-acuan mengenai ID3 sangat sulit ditemukan dan hanya terbatas pada jurnal-jurnal ilmiah tertentu. Tambahan lagi keterbatasan-keterbatasan metode ID3 yang asli yang dipekernalkan oleh Quinlan (1979), seperti keterbatasan dalam representasi ordered outcome, cukup menciutkan banyak peneliti untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut dari metode ini pada bidang-bidang lain.

Juli 1, 2008

PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI DALAM MENGEMAS PESAN PENDIDIKAN MELALUI RADIO

Posted in Artikel, Pendidikan pada 2:53 pm oleh tepeuny

Oleh: Felix M. H. Feni Mahasiswa Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan UNY Email : felixtp_nr05@yahoo.com

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata radio merupakan salah satu kata yang sudah tidak asing lagi buat kita semua. Perkembangan dunia radio sudah sedemikian pesat. Baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Jumlah yang selalu bertambah dan banyak, serta pemenuhan akan kebutuhan teknologi terkini selalu di ikuti media radio. Maka tidak mengherankan jika ada pakar komunikasi yang menyatakan bahwa radio merupakan media yang penuh dengan dinamika, dinamis dan selalu dapat mengikuti perkembangan jaman.

Radio menjadi salah satu alat komunikasi yang cukup dibilang murah. Karena murahnya, hampir tiap orang memiliki radio di rumahnya, entah dalam bentuk radio portable yang bisa dibawa kemana-mana, radio yang menjadi satu dengan tape recorder, radio yang ada di handphone, atau radio yang bisa didengar melalui internet.

Penggunaan media radio tidak terlepas dari prinsip komunikasi karena radio adalah sarana komunikasi dalam menyampaikan informasi atau pesan dari suatu sumber kepada pendengarnya.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengemasan pesan pendidikan melalui radio?

PEMBAHASAN

A. Media Radio

Radio adalah alat elektronik yang digunakan sebagai media komunikasi dan informasi. Bentuk radio sangat beragam tapi secara sederhana bisa dibagi kedalam dua bagian besar. Pertama radio sebagai alat penerima informasi yang kedua radio sebagai pemberi informasi istilah yang baku untuk yang kedua ini adalah stasiun radio.

Radio sebagai alat penerima informasi biasanya terdiri dari alat pengatur pencarian gelombang (tunning), pengatur keras suara (volume), antena penerima, sound, output dan input.

Radio sebagai pemberi informasi atau stasiun radio adalah media tempat mengelola informasi yang menggunakan frekuensi sebagai media penyampaian informasinya.

B. Keunggulan radio

Bersifat langsung, yakni pendengar bisa langsung mendengarkan informasi yang disiarkan. Detik itu kita bicara detik itu juga pendengar bisa mendengarkan apa yang kita bicarakan.

Cepat, radio punya sifat cepat karena dia menggunakan ranah publik yakni frekuensi sebagai alat antar informasinya tidak seperti media cetak yang menggunakan kertas.

Tanpa batas, radio punya karakter kekuatan seperti ini karena yang menjadi alat antar informasinya gelombang elektromagnetik yang bisa diakses atau didengarkan di mana saja dan kapan saja. Radio bisa didengarkan sambil menegerjakan pekerjaan yang lain radio pun karena menggunakan audio atau suara memudahkan orang-orang yang tidak dapat membaca untuk mendapatkan informasi.

Murah, radio media komunikasi yang murah dibandingkan dengan media komunikasi-informasi lainnya. Radio cukup dengan sekali membangun stasiun yang bermodal rendah bisa dipakai bertahun-tahun media yang lain butuh ongkos produksi yang besar setiap menyampaikan informasi.

C. Penggunaan Media Radio

Penggunaan media radio tidak terlepas dari prinsip komunikasi karena radio adalah sarana komunikasi dalam menyampaikan informasi atau pesan dari suatu sumber kepada pendengarnya.

Menurut Harold D. Lasswell komunikasi pada dasarnya menjelaskan “siapa?”, “mengatakan apa?”, “dengan saluran?”, “apa?”, “kepada siapa?” dan “dengan akibat atau hasil apa?”. Dengan demikian komunikasi merupakan suatu kegiatan atau proses pembentukan penyampaian, penerimaan dan pengolahan proses yang terjadi dalam diri seseorang dan/atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.

Program radio tidak memberikan kesempatan kepada pendengar atau peserta belajar untuk memberikan respon secara langsung dan karena sifat media ini hanya satu arah maka pengemasan pesan-pesan yang disampaikan melalui media tersebut harus komunikatif dan dapat menarik sehingga pendengar tidak bosan dalam mengikuti program yang disampaikan.

Schramn (1974) menyatakan agar tujuan komunikasi berhasil perlu dilihat dari dua sisi, yaitu sudut kepentingan sumber dan dari sudut kepentingan penerima. Dari sisi kepentingan sumber, yaitu (1) memberi informasi, (2) mendidik, (3) menghibur, dan (4) menganjurkan suatu tindakan. Sedangkan bila dilihat dari sudut penerima, yaitu (1) memahami informasi, (2) mempelajari, (3) menikmati, dan (4) menerima atau menolak anjuran (Sendjaja : 1993).

Bertitik tolak dari pendapat Schramn di atas maka dalam menentukan tujuan program pendidikan (pembelajaran) dilihat dari sudut kepentingan sumber, apakah program yang dikemas sudah berisi (1) informasi yang berguna bagi pendengar/pemirsa atau kelompok belajar, (2) mendidik pendengar/pemirsa dalam hal ini peserta kelompok belajar dengan baik, (3) apakah program ini memberikan hiburan bagi pendengarnya sehingga menarik dan tidak membosankan, dan (4) apakah program ini menganjurkan tindakan atau suatu kegiatan setelah mendengarkan siaran? Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang perlu dijawab dalam mengemas program pendidikan/pembelajaran.

Theo Stokkink (1997) melihat bahwa fungsi media massa harus bekerja dengan baik sebagai dunia gagasan, sebagai media pendidikan, mendidik dengan menggunakan konsep dan fakta-fakta. Dari gambaran peristiwa secara dramatis, kepada pencarian pemikiran politik aktual, radio mampu menyajikan berbagai pokok pembicaraan yang dapat didiskusikan dengan membawa orang belajar pada suatu tempat yang telah ditentukan sebelumnya melalui himpunan pengetahuan yang diberikan.

Hal di atas akan dapat terlaksana sebagai contoh media radio bersifat imanjinatif dan bersifat pribadi dapat menyapa setiap pendengar secara individu. Pendengar membawa radio mereka di mobil, di rumah dan di tempat tidur. Bila dihubungkan dengan imajinasi radio memperlihatkan kekuatannya yang besar sebagai media. Radio menuntut partisipasi aktif pendengarnya dalam membangun suatu pengalaman tentang pandangan, daya penciuman, dan sensasi yang dihasilkan oleh media suara murni. Disebabkan suara yang buta maka pendengarnya mencoba untuk menvisualisasikan apa yang didengarnya dan mencoba menciptakan si pemilik suara dalam bayangan mereka sendiri. Karena radio memiliki fasilitas yang menakjubkan dalam menciptakan ilustrasi dalam pikiran pendengarnya. Hal ini dapat dilakukan apabila kata-kata yang digunakan dapat menggambarkan suatu suasana secara visual, penyebaran berita dan daya penggunaan kata-kata juga dapat menimbulkan suasana emosional.

D. Pesan

Fisher (1986 : 365) mengingatkan bahwa pesan dalam model mekanistis ditransformasikan pada titik-titik (saat-saat) penyandian dan pengalihan sandi sehingga pesan itu sendiri berupa pikiran atau ide berada pada suatu tempat dalam sistem jaringan syaraf (neorophysiological) dari sumber/penerima dan setelah penyandian terjadi dalam suatu situasi tatap muka, ditransformasikan ke dalam rangkaian getaran udara (gelombang suara) dan sinar-sinar cahaya yang terpantulkan. Alat pengalihan sandi pada sumber/penerima mentransformasikan fenomena energi fisik itu kembali ke dalam kata petunjuk paralinguistik, isyarat dan pikiran. Tetapi, dalam bentuk energi fisik antara sumber/penerima, maka pesan itu bukanlah merupakan pikiran, bukan pula berupa kata-kata. Akan tetapi ia merupakan seperangkat isyarat (signals) fisik.

Pesan adalah sesuatu yang dikirimkan dan atau diterima sewaktu tindakan komunikasi berlangsung. Pesan dapat dikirimkan baik melalui bahasa verbal maupun non verbal. Pesan juga merupakan suatu wujud informasi yang mempunyai makna. Maka apabila pesan tidak bisa dipahami oleh penerima maka pesan yang dikirimkan tersebut tidak menjadi informasi. Tetapi perlu disadari bahwa suatu pesan bisa mempunyai makna yang berbeda bagi satu individu ke individu lain, karena pesan berkaitan erat dengan masalah penafsiran bagi yang menerimanya.

Ruben (1992) hanya menyebutkan lima unsur yang mempengaruhi pesan, yaitu origin, mode, physical character, organization dan novelty. Pada dasarnya pesan pendidikan melalui radio dapat dikemas berdasarkan unsur-unsur tersebut. Khusus untuk program pendidikan yang bersifat pembelajaran (instructional) tidak semua unsur tersebut dapat digunakan, dan apabila akan memasukkan unsur-unsur tersebut, kemasannya harus indah untuk didengar dan tidak vulgar.

Selain unsur-unsur isi pesan, struktur dan teknik penyajiannya sangat menentukan keberhasilan pesan tersebut untuk diterima pendengar. Selanjutnya Sendjaja (1993) menyimpulkan bahwa bentuk dan teknik penyajian merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan upaya persuasi. Secara umum ada dua yang perlu diperhatikan, yaitu struktur pesan dan daya tarik pesan itu sendiri.

1. Struktur Pesan

Struktur pesan mengacu kepada bagaimana mengorganisasi elemen-elemen pokok dalam sebuah pesan, yaitu sisi pesan (message sidedness), urutan penyajian (order of presentation), dan penarikan kesimpulan (drawing a conclusion).

2. Daya Tarik Pesan

Daya tarik pesan berkaitan dengan teknik penampilan dalam penyusunan suatu pesan, ide yang meliputi fear (threat) appeals, emotional appeals, rational appeals dan humor appeals. Fear (threat) appeals bila dalam menyajikan suatu pesan yang ditonjolkan unsur-unsur ancaman bahaya sehingga menimbulkan rasa takut, dan bila penekanan pesan pada hal-hal yang bersifat emosional seperti keindahan, kesedihan, kesengsaraan, cinta dan kasih sayang. Rational appeals bila pesan tersebu menekankan pada hal-hal yang logis, rasional dan faktual. Humor appeals bila penyajian pesan dikemas dalam bentuk humor, bisa saja dalam bentuk kata, kalimat, gambar, simbol atau yang lainnya yang bisa menimbulkan kesan lucu.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Media radio sebagai salah satu media komunikasi massa seyogiyanya menjalankan fungsi yang sesuai dengan tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber, yaitu memberi informasi, mendidik, menghibur dan menganjurkan tindakan.

Agar tujuan komunikasi berhasil perlu dilihat dari dua sisi, yaitu sudut kepentingan sumber dan dari sudut kepentingan penerima. Dari sisi kepentingan sumber, yaitu memberi informasi, mendidik, menghibur, dan menganjurkan suatu tindakan. Sedangkan bila dilihat dari sudut penerima, yaitu memahami informasi, mempelajari, menikmati, dan menerima atau menolak anjuran.

Pesan merupakan suatu wujud informasi yang mempunyai makna. Maka apabila pesan tidak bisa dipahami oleh penerima maka pesan yang dikirimkan tersebut tidak menjadi informasi. Tetapi perlu disadari bahwa suatu pesan bisa mempunyai makna yang berbeda bagi satu individu ke individu lain, karena pesan berkaitan erat dengan masalah penafsiran bagi yang menerimanya.

B. Saran

  1. Karena radio merupakan media komunikasi satu arah maka pengemasan pesan-pesan yang akan disampaikan harus komunikatif dan menarik sehingga pendengar tidak bosan dalam mengikuti program yang disampaikan.

B. Karena radio pendidikan bisanya tidak dipergunakn penuh dan langsung untuk tujuan pendidikan, seharusnya siaran khusus pendidikan diatur dengan jadwal dan kalau bisa disesuaikan dengan mata pelajaran dengan materi tertentu di sekolah secara bergantian agar siswa dapat mengakses informasi secara serempak di dalam kelas meskipun tempatnya berbeda.

C. Sebuah pertanyaan yang perlu dijawab sebelum membuat program radio, apapun bentuk dan isinya adalah “Apakah prinsip-prinsip komunikasi seperti struktur pesan dan isi pesan sudah menjadi pertimbangan ?”

DAFTAR PUSTAKA

Hilmie, Farhan. 2007. Tanggungjawab Lembaga Penyiaran. http://www.suaramerdeka.com, 25 September.

Stoklink, Theo (1997), Penyiar Radio Profesional,Yogyakarta : Kanisius.

Sadiman, Arif S dkk. 1986. Media Pendidikan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Suarakomunitas, http://suarakomunitas.wordpress.com/2008/05/15/radio-sebagai-media-komunikasi/,

Hardhono.A.P 2007, Potensi Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam Mendukung Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh di Indonesia, 17 Mei

Karya ini adalah karya saya ( http://felixtpnr05@wordpress.com email: felixtp_nr05@yahoo.com ) sendiri bukan plagiat, kecuali bagian yang memang sudah disebutkan dalam daftar pustaka.

“OPTIMALISASI DAN PENERAPAN MEDIA RADIO DALAM PENDIDIKAN”

Posted in Artikel, Pendidikan pada 2:50 pm oleh tepeuny

Oleh :A.Badruzzaman.P Mahasiswa Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UNY

BAB I

PENDAHULUAN

Media komunikasi adalah suatu media ataupun alat bantu yang digunakan oleh suatu organisasi untuk mencapai efisiensi dan efektivitas kerja dengan hasil yang maksimal.Salah satu alat komunikasi tersebut yaitu Radio menjadi media pendidikan yang berguna bagi semua bentuk yang berhubungan dengan pendidikan,karena dapat memperkaya pengalaman pendidikan dan jug aide-ide yang kreatif.Dengan demikian ,alat ini memiliki potensi dan kekuatan yang berpengaruh dalam pendidikan.

Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu ntuk menyerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas.Selain itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan
dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula.

RUMUSAN MASALAH :

  1. Pengertian media dan kegunaan.
  2. Karakteristik Media radio.
  3. Mengapa perlu media (radio) dalam proses pembelajaran ?

BAB II

PEMBAHASAN

1.Pengertian Media dan Kegunaan

Kata media berasal dari bahasa Latin yang adalah bentuk jamak dari medium batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.

Secara umum media Radio mempunyai kegunaan:

1. memperjelas pesan yang diterima.
2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid
dengan sumber belajar.
4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
auditori & kinestetiknya.
5. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman &
menimbulkan persepsi yang sama.

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:

1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
2. Pembelajaran dapat lebih menarik
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori
belajar
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun
diperlukan
7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan
8. Peran guru berubah kearah yang positif

Bahwa lembaga penyiaran (radio) merupakan media informasi dan komunikasi yang mempunyai peran penting dalam penyebaran informasi yang seimbang dan setimpal di masyarakat, memiliki kebebasan dan tanggungjawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, kontrol serta perekat sosial.

2.Karakteristik Media radio.

Radio memiliki karakteristik yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia ,karena memberikan banyak kontribusi yang besar bagi perkembangan komunikasi massa.karakteristik radio memberikan manfaat yang unik,baik ditinjau dari sisi kelebihan maupun kekurangannya.Dengan memahami kekuatan dan kelemahan adio,penyiar dapat merencanakan konsep implementasi untuk menghasilkan produksi siaran yang lebih efektif dan efisien dalam bukunya Media Fark Book-KBP,Pedroche,Toledo & Montila mengucapkan bahwa karakteristik radio memberikan manfaat yang unik,diantaranya:

  1. Menarik majinasi.
  2. Cepat,radio merupakan alat informasi yang efisien dan tanpa banding.
  3. Mudah dibawa
  4. tidak memerlukan kemampuan membaca/menulis.
  5. tidak memerlukan konsentrasi yang penuh dari pendengarnya
  6. Cukup murah
  7. mudah digunakan dan pengoperasiannya.

Seperti media yang lainnya radio juga memiliki keterbatasan yakni bahwa radio hanya sebuahmedia buta.Sekalipun radio disebut media buta karena hanya berupa suara,namun suara merupakan sebuah instrumen yang penting yang perlu dikaji lebih mendalam.

4.     Media radio dalam proses pembelajaran

Mengapa perlu media dalam pembelajaran? Pertanyaan yang sering muncul mempertanyakan pentingnya media dalam sebuah pembelajaran.Kita harus mengetahui dahulu konsep abstrak dan konkrit dalam pembelajaran,karena proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi,penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata& tulisan) maupun non-verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding.

Ada kalanya penafsiran berhasil, adakalanya tidak.Kegagalan/ketidakberhasilan dalam memahami apa yang didengar, dibaca,dilihat atau diamati. Kegagalan/ketidakberhasilan atau penghambat dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noise. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima.radio menjadi media pendidikan yang berguna bagi semua bentuk pendidikan ,karena memperkaya pengalaman pendidikan dan ide-ide yang kreatif.Dengan demikian ,alat ini memiliki potensi dan kekuatan yang berpengaruh dalam pendidikan.masalah penggunaannya tergantung bagaimana filsafat pendidikan yang dianut , dan kesadaran atas potensi yang dimaksud tadi.

Nilai Radio bagi Pendidikan diantaranya :

a)      Memberikan berita yang ter up-to-date.

b)      Menarik Minat.

c)      Beritanya Autentik

d)      Berdasar pada kenyataan

e)      Mempunyai tinjauan yang luas.

f)       Memberikan gambaran yang jelas.

g)      mendorong kreatifitas

h)      Integrasi dan diskriminasi

maksudnya radio berpengaruh terhadap pembentukan pribadi seseorang,menimbulkan social adjustment dan ini penting bagi pembentukan seorang warga Negara yang baik,selain itu juga mendidik sisea untuk dapat mendeskriminasikan persoalan-persoalan dalam masyarakat.radio mendorong manusia berfikir rasional dan komparatif.

BAB III

PENUTUP

Semakin sadarnya orang ataupun masyarakat akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual.Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan media cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas.Selain itu,dengan
semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta
diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula.

Bahwa lembaga penyiaran (radio) merupakan media informasi dan komunikasi yang mempunyai peran penting dalam penyebaran informasi yang seimbang dan setimpal di masyarakat, memiliki kebebasan dan tanggungjawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, kontrol serta perekat sosial.

Daftar Pustaka :

– Harley Prayudha,Drs..Msi.”Radio:Penyiar It’s Not Just A Talk”,Bayu media Publishing,Malang.2006

http://teknologipendidikan.wordpress.com Prinsip Pengembangan Media Pendidikan

download jam.19.30 WIB.

– Oemar Hamalik.Dr.”Media Pendidikan“Citra Aditya bakti.Bandung.1989

PARADIGMA RADIO PENDIDIKAN DIERA GOBALISASI

Posted in Artikel, Pendidikan pada 2:44 pm oleh tepeuny

Oleh : Fandy Aldian Mahasiswa Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UNY

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Artinya bahwa pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya. Dalam UU No. 2/1989 bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

Tugas pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, namun dalam mencapai tujuan tersebut banyak mengalami masalah di antaranya geografis. Kondisi demikian berakibat tidak meratanya kesempatan memperoleh pendidikan yang layak terutama di pedalaman. Media massa merupakan alternatif untuk pendidikan saat ini, media massa yakni proses komunikasi melalui media massa, adapun media massa itu adlah surat kabar, majalah, radio, televisi, atau film dan internet

Radio merupakan salah satu di antara alat komunikasi massa. Seperti media massa lain, radio pun mempunyai fungsi sebagai alat pemberi informasi. Pemilihan media radio didasarkan kemampuan media ini dapat menjangkau populasi pendengar yang lebih banyak dengan jarak jauh dan waktu yang lebih cepat, serta biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan media yang lain

SEJARAH DITEMUKANNYA RADIO

Perkembangan radio merupakan revolusi dibidang telekomunikasi, sebelumnya komunikasi diklakukan melalui telepon dan telegraf yang dihubungkan melalui kabel, sedangkan melalui radio komunikasi wireless (tanpa kabel) dapat dilakukan. Radio seperi penemuan yang lain ditemukan melalui berbagai eksperimen dari banyak orang.

Pada tahun 1800, seseorang Profesor dari Universitas Princeton yang bernama Yoseph henry dan dan seorang fisikawan inggris yang bernama Michael Faraday bereksperimen dengan elektromagnet, dan menemukan teori induksi. Pada tahun 1864, James Clark Maxwell, seorang fisikawan Inggris yang lain, mencoba mengembangkan teori induksi yang dihubungkan dengan kecepatan cahaya. Bunyi teori maxwell adalah : Karena perubahan medan magnet dapat menimbulkan medan listrik, maka sebaiknya perubahan medan listrikpun akan dapat menimbulkan medan magnet. Akan tetapi maxwell belum dapat membuktikan hipotesanya selama hidupnya. Orang yang pertama kali menguji hipotesa. Maxwell mengenai gelombang elektro magnetic ini adalah Heinrich hertz, seorang fisikawan Jerman. Ia berhasil membuktikan teori Maxwell pada tahun 1880, dengan menggunakan kumparan Ruhmkorf. Pada tahun 1895, Guglielmo marconi, seorang penemu dari Italia, mengkombinasikan teori-teori yang sudah ada (tentang elektromagnetik) dengan idenya sendiri. Ia adalah orang pertama yang menirimkan sinyal radio melalui udara. Ia menggunakan gelombang elektro magnetic untuk mengirim kode sinyal telegraf dalam jangkauan lebih dari 1,5 Km.

Pada tahun 1901, radio temuan marconi mengirim sinyal kode menyebrangi samudra atlantik dari Inggris ke Newfoundland. Sekitar tahun 1900, para penemu mencoba mengembangkan alat yang dinamakan “vacuum tube” yang digunakan untuk mendeteksi dan memperluas sinyal radio. Lee de forest, seorang penemu dari Amerika mempatenkan lampu Vakum temusnya yang di kenal dengan triode atau audion pada tahun 1907. Penemuan ini dapat menyiarkan dari gelombang yang masuk. Kemudian, karena pecahnya perang dunia satu, perkembangan radio menjadi agak terhambat karena siapapun tidak diizinkan untuk mengusahakan siaran radio sampai tahun 1919. Setahun sebelumnya yaitu pada tahun 1918, Edwin H Amstrong dari Universitas Kolombia mengembangkan alat penerima gelombang radio, yang biasa disebut Super heterodyne circuit. Kemudian pada tahun 1993 ia memperkenalkan sistem frequency modulation untuk menyempurnakan isitem sebelumnya ( Amplitudo Modulation )

Kelebihan sistem FM ( frequency modulation ) dibandingkan dengan AM adalah

1. dapat menghilangkan inreferensi atau gangguan oleh gelombang radio lain

2. menghilangkan gangguan berisik oleh pengaruh cuaca seperti petir dan hujan

3. menghasilkan suara yang lebih jernih

Pada saat itu kegunaan utama dari radio adalah sebagai alat komunikasi antara kapal satu dengan kapal lain, juga antara kapal daratan dengan daratan.

Tetapi sistem FM juga memiliki kekurangan yaitu jangkauan yang kurang luas. Maka untuk memperluas jangkauannya tranmitter FM harus diletakkan ditempat yang sangat tinggi dan dihubungkan oleh station penghubung.

Pada saat itu kegunaan utama dari radio adalah sebagai alat komunikasi antara kapal satu dengan kapal lain, juga antara kapal daratan dengan daratan Disini kita bisa melihat betapa besar manfaat dari radio, seperti pada penyelamatan kapal yang tenggelam, komunikisi bila arah haluan kapal menyimpang dari yang telah ditentukan. kita tahu pada saat tenggelamnya kapal TITANIC pada tahun 1912, komunikasi untuk menyelamatkan penumpang juga dilakukan melalui radio. Penggunaan radio sebgai alat komunikasi semakin berkembang pada tahun 1930 yaitu sebagai komunikasi pada pesawat terbang, polisi dan militer.

MASSA KEJAYAAN RADIO

Pada tahun 1920 – 1950, radio menjadi sumber hiburan utama bagi keluarga. Di luar negeri radio menjadi pusat hiburan menyiarkan musik, drama, komedi dan lain-lain.

Sedangkan di Indonesia dimanfaatkan untuk perjuangan mencapai kemerdekaan Radio siaran yang pertama kali ada di Indonesia adalah Bataviasche, Vereniging (BRV) yang berdiri di Jakarta tanggal 16 Juli 1925.

Sejak saat itu di Indonesia banyak bermunculan radio-radio lain seperti Nederlandsch Indische Radio Oemroep Mij (NIROM) di Jakarta, Bandung dan Medan Di solo juga muncul Solosche Radio Vereniging (SRV) dan di Jogjakarta berdiri Matarasme Vereniging Voor Radio Omroep (MAVRO). SRV dapat dikatakan sabagai pelopor munculnya radio siaran yang diusahakan oleh pribumi asli.

Pada zaman Jepang, siaran radio di Indonesia mengalami kemunduran. Semua radio disentralisasikan oleh jawatan khusus Hoso Kantriyoku. Siaran radio ini diarahkan demi kepentingan militer Jepang. Mengapa jepang melakukan sentralisir terhadap siaran radio yang ada? Hal ini terutama dilakukan untuk menutup-nutupi kekalahannya dalam perang dunia 2. Akan tetapi segi positifnya, jepang mengizinkan kesenian dan kebudayaan Indonesia berkembang melalui radio. Oleh karena itu pada jaman ini, kesenian dan lagu-lagu Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 11 September didirikanlah Radio Republik Indonesia ( RRI )

Manfaat dari perkembangan radio di Indonesia antara lain :

  1. Sebagai propaganda ( misal propaganda akan kalahnya Jepang pada PD II )
  2. Sebagai media komunikasi
  3. Sebagai media pendidikan dan pengembangan kebudayaan
  4. Sebagai penyalur pendapat masyarakat
  5. Sebagai media hiburan

Radio, pada masa modern, mulai digantikan kedudukannya oleh televisi. Orang lebih menyukai televisi karena suatu acara terlihat lebih nyata. Namun demikian kita tidak boleh melupakan pentingnya jasa radio dalam mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia saat ini. Kita harus ingat bahwa pada jaman perjuangan, berita-berita dan komunikasi dengan dunia luar masih dilakukan melalui Radio. ( Raden Ahnaf Faqih Shaimy. Sejarah Ditemukannya Radio )

RADIO PENDIDIKAN

Pada dasaranya media yang banyak dipergunakan dalam proses belajar mengajar adalah media komunikasi, komunikasi dan pendidikan cukup erat kaitannya Radio adalah alat elektronik yang digunakan sebagai media komunikasi dan informasi. Melalui radio, seseorang dapat mengetahui dan memahami sesuatu

Radio adalah suatu perlengkapan elektronik yang termasuk media audio yang hanya dapat memberikan rangsangan audio (pendengaran) saja. Melalui alat ini orang dapat mendengar siaran tentang berbagai peristiwa, kejadian penting dan baru, masalah-masalah dalam kehidupan serta acara hiburan yang menyenangkan.

Karakteristk Radio

1. Radio adalah SUARA.

2. Radio adalah mass media yang paling mengena (digunakan oleh banyak orang).

3. Radio dapat memberikan gambaran kepada para pendengarnya. Anda tidak perlu belajar untuk mengerti/memahami cerita yang kita sajikan. Kita memiliki kesamaan dengan tradisi yang ada dalam menyajikan berita dibanding dengan cara kerja jurnalistik di media cetak.

4. Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya. Anda jarang sekali duduk dalam satu grup dalam mendengarkan radio; tetapi biasanya mendengarkannya sendirian- di mobil, di dapur dan sebagainya.

5. Radio adalah alat yang hangat dalam kaitannya dengan emosi pendengar. Campuran dari kata – kata, musik dan efek suara yang mampu mempengaruhi emosi.pendengar. Pendengar akan bereaksi atas kehangatan suara pembawa berita dan seringkali berfikir bahwa broadcaster adalah seorang teman bagi mereka.

6. Radio adalah alat langsung. Radio dapat langsung membawa anda ke kejadian disekitar lingkungan anda ataupun dibagian lain di dunia, lebih cepat daripada koran ataupun TV. Radio yang disiarkan secara langsung dapat secara langsung memberikan informasi kepada anda tentang banjir, angin topan, kebakaran hutan, kemacetan lalu lintas ataupun berita politik lainnya.

7. Radio adalah alat yang ringkas. Hal ini membuat pemiliknya merasa memiliki kawan dimanapun ia berada.

8. Radio adalah alat yang cukup murah dan mudah.

9. Radio adalah alat yang fliksibel. Seorang reporter dengan alat perekamnya ataupun melalui telepon dapat secara langsung menyampaikan berita yang ada di lapangan. Seorang broadcaster di studio dengan microphone dan control panelnya akan membawakan program beritanya.

10. Radio dapat membidik sasaran yang tepat bagi pendengar tertentu dengan mengadakan program khususnya.

11. Radio dapat memberikan berbagai macam bentuk “suara” seperti halnya orang – orang di jalan, bincang – bincang dan sebagainya. ( suara komunitas. Radio sebagai komunikasi)

Radio sebagai media pendidikan

Radio pendidikan adalah radio yang  memanfaatkan dunia pembelajaran, dimana pola atau ruang lingkup pembelajaran ialah pendidikan formal, nonformal, yang meliputi pembelajaran. Dengan format radio pendidikan dan informasi (jauh berbeda dengan siaran-siaran radio lain yang cenderung lebih besar
porsinya kepada siaran hiburan), radio pendidikan mampu menarik perhatian audiens yang haus akan informasi yang obyektif
dan berbobot. Misal dalam pelajaran baca tulis, radio berfungsi untuk menimbulkan motivasi untuk belajar baik sendiri maupun berkelompok, juga untuk memobilisasikan pendapat dan meningkatkan daya imajinasi anak

Media audio/radio pembelajaran adalah suatu media yang menyampaikan pesan-pesan pendidikan/pembelajaran melalui cd atau disiarkan melalui station pemancar radio Menurut UU No. 32/2002 tentang penyiaran: ” Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan”.

Ciri-ciri radio pembelajaran adalah sebagai berikiut :

  1. Disajikan dalam CD/ kaset audio sehingga pengguna dapat mendengarkannya secara berulang-ulang
  2. Dapat dimanfaatkan dikelas-kelas pembelajaran reguler, pendidikan jarak jauh, kelompok pendidikan luar sekolah, dan secara mandiri
  3. Pembuatannya menggunakan prosedur pengembangan media pembelajaran

( Makalah Sri wahyuni. Peningkatan media audio/radio pembelajaran.TEKNOLOGI PENDIDIKAN. FIP. UNY )

Dapat dimengerti kalau radio menjadi media pendidikan dalam berbagai aspeknya. Karena media ini memang memiliki potensi dan kekuatan yang amat berpengaruh dalam dunia kependidikan. Radio sebagai pemberi informasi dan alat yang mendidik, muatan sajiannya dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, moral, dan akhlak seseorang. Radio pendidikan memiliki kelebihan dan kekurangan

Kelebihan media radio pendidikan :

1. Rapidity (tingkat kecepatan menyampaikan informasi cukup tinggi)

2. Wide Coverage (jangkauan wilayah siarnya luas)

3. Simultaneous (dapat dinikmati secara srentak dalam waktu yang sama)
Mempunyai kemampuan mengembangkan imajinasi melalui audio

4. Selektivitas dalam memilih program/segmen khalayak

5. Fleksibilitas (dapat dibawa kemana-mana)

6. Bersifat personal (hubungan yang terasa intim dengan penyiarnya

7. Verbalisme (ada pengucapan, intonasi, diksi, dan lain-lain)

8. Beyond emotion

9. Sound and amoving image

10. Show Performing Art

11. Literacy (dapat dinikmati oleh khalayak yang buta huruf) ( A. Darmanto. Himpunan Materi Pelatihan Bidang Radio Siaran )

Kekurangan media radio pendidikan :

1. Auditif – Sekilas dengar

2. Tidak dapat disimak ulang untuk memperjelas

3. Tidak dapat menyajikan permasalahan yang kompleks (rumus matematika, fisika, kimia)

4.. Tidak efektif untuk materi yang bersifat hitung-menghitung.

5. Tidak dapat menggambarkan proses perubahan benda (Fisika, Kimia)

6. Tidak bisa menyajikan materi secara mendalam

7. Tergantung daya tarik penyajian program ( A. Darmanto . Program Pendidikan Sekolah Melalui radio)

Dari beberapa kelemahan dan kekurangan tersebut, maka media radio dapat lebih bermanfaat lebih dibandingkan dengan media elektronik lainnya. Radio dapat memungkinkan untuk upaya menyukseskan pendidikan di dunia ini dengan menjadikan media radio sebagai media pendidikan bukan dijadikan sebagai media hiburan. Sehingga meia radio dapat dimanfaatkan oleh berbagai  publik yang haus akan informasi pendidikan atau pengetahuan.

Fungsi Siaran Radio Pendidikan

1. Meningkatkan kesadaran nasional warga Negara.

2. Modernisasi nasional

3. Suplemen bagi pendidikan sekolah

4. Mempercepat penyampaian informasi baru tentang pendidikan kepada sekolah.

5. Penyelenggaraan pendidikan bagi semua kalangan dengan isi yang sama untuk skala nasional.

6. Menggantikan fungsi kehadiran guru profesional dan profesor.

7. Menambah materi pengajaran dan bacaan buku,

8. Modernisasi dalam penyampaian materi dan mengembangkan metode mengajar.

9. Mengikuti pendidikan kembali bagi guru-guru.

10. Mencukupkan informasi dan pendidikan bagi kelompok kecil.

11. Membantu mereka yang tidak mampu melanjutkan sekolah karena tidak memiliki waktu dan keterbatasan ekonomi

12. Persiapan belajar untuk menghadapi ujian nasional. ( A. Darmanto. Program Pendidikan Sekolah Melalui radio)

RADIO PENDIDIKAN DIERA GLOBALISASI

Teknologi modern telah memungkinkan terciptanya komunikasi bebas lintas benua, lintas negara, menerobos berbagai pelosok perkampungan di pedesaan, melalui media audio (radio) dan audio visual (televisi, internet, dan lain-lain). Fenomena modern yang terjadi di awal milenium ketiga ini popular dengan sebutan globalisasi

Saat ini dalam kondisi kencangnya arus globalisasi, terutama media elektronik, banyak terjadi proses ‘pendidikan’ berupa propaganda mengenai demokrasi ala Barat, atau tayangan-tayangan yang bersifat destruktif seperti tema kekerasan/sadis, pornografis dan acara-acara misteri yang melenceng dari tata nilai, kesopanan serta moral-etika dan akidah agama. Selain  itu, penyebaran narkoba serta gaya hidup permissif, matelialistis dan konsumptif yang membolehkan segala cara dan perbuatan apa saja yang bisa memuaskan kebutuhan lahir batin meskipun melanggar akidah agama dan nilai-nilai sosial budaya yang dianut masyarakat bangsa ini..

Masalah kecanduan rokok, narkoba, minuman keras dan gaya hidup bebas (free sex) sekarang telah memasuki bukan saja dunia remaja dan ‘preman’, tetapi sejak siswa Taman Kanak-kanak, SD sampai ke bangku perguruan tinggi. Alangkah indahnya bila forum media pendidikan non formal seperti media cetak dan elektronik ramai-ramai menyuguhkan masukan dan informasi yang sarat dengan muatan pendidikan moral. Salah satunya adalah muatan-muatan berisi informasi dan ilmu serta teknologi mengenai penyelamatan dan pemeliharaan lingkungan, kesehatan serta bentuk rubrik, komik atau siaran yang menguntungkan dan meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan. ( Makna Pendidikan Dan Proklamasi NKRI. WASPADA Online)

Sebagai akibatnya, media radio mengalami pergeseran teknologi, radio sebagai media yang berperan penting dalam sejarah kontemporer telah melalui masa-masa pasang surutnya hampir satu abad. Kini, radio dengan mudah kita temui di berbagai tempat. Namun datangnya media elektronik televisi, internet ( dunia mayacyber ) telah membuat radio kurang banyak peminat walaupun banyak kita temui radio diberbagai tempat.

Kini, radio dihadapkan pada situasi yang berbeda. Meski teknologi radio mengalami kemajuan, namun media yang satu ini harus berhadapan dengan jenis media baru lainnya yang lebih menarik dan efektif. Televisi merupakan contoh media baru yang banyak menyedot perhatian publik. Selain televisi, internet merupakan pesaing terbaru radio. Dalam waktu yang relatif singkat, internet telah berhasil mengundang banyak peminat. Radio pendidikan khususnya terperosot karena munculnya berbagai teknologi-teknologi baru seperti televisi, dan internet yang menjadikan semua informasi dapat diakses langsung. Alhasil radio malah jadi terpingirkan atau kurang diperhatikan oleh publik karena kurangnya minat seseorang dan program-program yang dibuat monoton sehingga orang jenuh akan radio karena hanya media yang hanya memanfaatkan indera pendengaran saja.

Faktor pendukung munculnya globalisasi antara lain : Berkembang pesatnya teknologi komunikasi dan adanya integrasi ekonomi dunia. ( Faktor-faktor pendukung munculnya globalisasi Ahmad Haikal )

Media komunikasi menjadi alat yang paling banyak memberikan kontribusi dalam suatu proses globalisasi. Informasi disebarkan dengan sangat cepat sekali, terus menerus dan terstruktur. Dampak positif dari era globalisasi adalah teknologi berkembang pesat. baik teknologi informasi, komunikasi, maupun transportasi. Sehingga orang dapat berhubungan melewati batas-batas negara. Sedang aspek negatif Globalisasi
ialah terjadinya kesenjangan ekonomi akibat dari kekalahan berkompetensi dalam bidang teknologi

DAFTAR PUSTAKA

A. Darmanto. 2005.. Himpunan Materi Pelatihan Bidang Radio Siaran

http://indonesian.irib.ir Makna Pendidikan Dan Proklamasi NKRI. WASPADA Online.16 Juni 2008. pukul 14.20

Makalah Sri wahyuni. Peningkatan media audio/radio pembelajaran.TEKNOLOGI PENDIDIKAN. FIP. UNY

www.google.com. Faktor-Faktor Pendukung Munculnya Globalisasi
Ahmad Haikal.
16 Juni 2008. pukul 14.20

Sumitro, dkk. ___.Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : FIP YOGYAKARTA

www.yahaoo.com. Radio Sebagai Media Komunikasi.Suara Komunitas. pukul 14.20

www.yahaoo.com. Radio Wireless oleh Raden Ahnaf Faqih Shaimy. 16 Juni 2008. pukul 14.20

www.yahaoo.com. Makna Pendidikan Dan Proklamasi NKRI. WASPADA Online. 16 Juni 2008. pukul 14.20

Juni 27, 2008

PEMBENTUKAN POSITIONING RADIO SEBAGAI PROGAM EDUKASI

Posted in Artikel, Pendidikan pada 6:52 am oleh tepeuny

Oleh : Dadang Ria Hadi Mahasiswa Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UNY

1. PENDAHULUAN

Sebagai Salah satumedia massa radio, memiliki fungsi sebagai pengikat komunitas yang sifatnya lebih interaktif jika dibandingkan dengan media elektronik lainnya. Fungsi awal sebuah stasiun radio adalah bentukan kreativitas yang dituangkan oleh sekelompok orang sebagai ajang silahturahmi antarsesama komunitas. Selanjutny sekitar tahun 1920-an, radio mulai diperdengarkan secara umum, yang menjadi titik awal komersialiasi stasiun radio.Stasiun radio sampai saat ini masih dipercaya oleh sebagian orang sebagai media komunikasi yang relatif sangat efektif untuk menyampaikan pesan, baik kepada individu maupun khalayak. Kekuatan radio yang berupa interaksi emosional yang mampu diciptakan oleh penyiar dan theater of mind yang mampu membangkitkan imajinasi seseorang menjadi daya tarik para pengiklan yang ingin melakukan komunikasi kepada recipient yang dalam hal ini adalah masyarakat pendengar radio. Minat para pelaku usaha untuk mendirikan sebuah stasiun radio pun meningkat seiring dengan berkembangnya kreativitas. stasiun radio . Menurut data yang dirilis PRSSNI, pada tahun 2002 jumlah tersebut meningkat kurang lebih 350% menjadi 806 radio stasiun. Angka tersebut belum termasuk pula stasiun radio yang tidak tergabung ke dalam PRSSNI. Angka ini akan makinbertambah seiring dengan semakin besarnya jumlah populasi dari segmen yang terkutub, sebagai contoh mulai berkembangnya radio dengan satu jenis aliran musik tertentu di wilayah Jakarta, Bandung, dan sekitarnya, sepertijazz, rock, clasic. Sebuah stasiun radio , menurut pendengarnya adalah media untuk mendengarkan lagu dan atau informasi. Hal ini selanjutnya oleh pihak radio dikelola sedemikian rupa untuk bisa disisipkan unsur-unsur kreatif sehingga pesan yang diinginkan.para pendengar terhadap sebuah stasiun radio dapat dikatakan sebagai positioning sebuah . radio Keberhasilan positioning ini juga ditunjukkan oleh besarnyajumlahpendengar radio yang sesuai dengan segmen pendengar yang ingin diraih stasiun radio . Positioning stasiun radio diraih melalui suatu proses yang kompleks yang menyangkut bahkan bukan semata-mata produk dari on air, tetapi melibatkan promosi stasiun radio dan produk off air radio tersebut.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Radio

Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio (RF) dalam suatu spektrum elektromagnetik.

Penggunaan awal radio adalah untuk kepentingan maritim, untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode Morse antara kapal dan darat. Salah satu pengguna awal termasuk Angkatan Laut Jepang memata-matai armada Rusia pada saat Perang Tsushima pada 1901. Salah satu penggunaan yang paling dikenang adalah pada saat tenggelamnya RMS Titanic pada 1912, termasuk komunikasi antara operatordi kapal yang tenggelam dan kapal terdekat, dan komunikasi ke stasiun darat mendaftar yang terselamatkan. radio digunakan untuk menyalurkan perintah dan komunikasi antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut di kedua pihak pada Perang Dunia II. Jermanmenggunakan komunikasi radio untuk pesan diplomatik ketika kabel bawah lautnya dipotong oleh Britania. Amerika Serikat menyampaikan empat belas pokok Presiden Woodrow Wilson kepada Jerman melalui radio ketika perang. Saat ini radio dijadikan sebagai alat komunikasi massa yang digunakan untuk berbagai tujuan.

B. Definisi Penyiaran Radio

Menurut Chester, Garrison, dan Willis, penyiaran adalah pancaran melalui ruang angkasa oleh sumber frekuensi dengan sinyal yang mampu diterima di telinga atau

didengar dan dilihat oleh publik. Beberapa tipe penyiaran, misalnya penyiaran bunyi

standar atau AM (Amplitude Modulation) dan penyiaran FM (Frequency Modulation)

bentuk ketepatan tinggi dari bunyi pancaran, televisi, pancaran dari gambar dan bunyi.

Straubhaar dan LaRose menyebutkan bahwa AM adalah kependekan dari amplitude modulasi yang berarti bahwa informasi suara dibawa melalui perubahan ketinggian atau amplitude gelomban radio g . Di dalam sebuah sistem radio AM, arus listrik yang keluar dari mikrofon atau peralatan rekaman elektronik digabung dengan gelombang elektromagnetik yang berfrekuensi tinggi berhubungan dengan frekuensi saluran radio tertentu. FM merupakan informasi suara yang dibawa oleh getaran frekuensi yang harmonis dari gelombang radio di sekitar pusat frekuensi yang dibawa, yang mana 101.700 Hz kalau gelombang yang diputar 101.7 FM. Sullivan, Hartley, Saunders, Montgomery, dan Fiske menyebutkan bahwa penyiaran adalah pengiriman pesan melalui media televisi atau radio dengan tidak dikontrol secaraa teknis oleh penerima. Penyiaran radio dapat disimpulkan sebagai suatu media yang sering disebut sebagai pekerjaan yang berkaitan dengan siaran dan aturan penyiaran dalam meningkatkan isi, tingkatan, dan gaya sesuai dengan pendengar yang diharapkan yang dilakukan melalui gelombang- gelombang radio yang ada.

C. Penyiar Radio

Penyiar radio, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,adalah orang yang menyiarkan atau penyeru pada radio. M. Habib Bari memberikan pengertian bahwa penyiar adalah seseorang yang bertugas menyebarkan suatu informasi atau lebih yang terjamin akurasinya denganmenggunakan radio dengan tujuan untuk diketahui oleh pendengarnya, dilaksanakan,dituruti, dan dipahami.Sebaliknya,

Thorndhike dan Barnhart menyatakan bahwa penyiar adalah orang yang memberitahukan sesuatu melalui radio .

Chester, Garrison, dan willis mengatakan bahwa penyiar radio dalam sebuah stasiun radio memainkan banyak peran. Pada umumnya penyiar adalah juru bicara stasiun radio. Di belakang laaer studio, penyiar juga mempunyai pekerjaan dan tugas lain sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya. Dengan kata lain penyiar adalah seorang penampil yang melakukan pekerjaan penyiaran, menyajikan produk komersial, menyiarkan berita/informasi, akting sebagai pembawa acara atau pelawak, menghandel

olahraga, pewawancara, diskusi, kuis, dan narasi. Kualifikasi seoang penyiar untuk layak on air, merupakan hal-hal yang harusdikuasai oleh seorang penyiar sesuain dengan batasan-batasan yang ditetapkan manajemen sebuah stasiun radio sebelum penyiar tersebut on air, di antaranya adalah sebagai berikut.

(1) Mempunyai kualitas vokal yang memadai, dalam arti mampu bersuara dengan teknik pernapasan, power, artikulasi, dan intonasi yang tepat

(2) Mampu melaksanakan script reading dengan baik. Script reading adalah kemampuan menguasai materi dan melakukan penyampaian materi dengan baik dan benar

(3) Memahami segmen radio secara mendalam

(4) Memperlihatkan simpati dan empati kepada pendengar

(5) Kreatif dan selalu Berusaha memberikan ide segar dalam siarannya

(6) Mampu bekerja sama dalam tim

(7) Memahami format radionya dan format clock, termasuk di dalamnya pemutaran lagu yang sesuai dengan hakikat Programdan kesesuaian Waktu pemutaran dengan rundown program.

D. Karakteristik Radio sebagai Media Massa

Radio sering disebut-sebut sebagai media buta karena hanya menampilkan audio tanpa visual. Akan tetapi, radio dalam menjalankan perannya sebagai sarana komunikasi mas al tetap dipercaya oleh khayalak. Book D. Cary mengungkapkan beberapa karakteristik radio antara lain sebagai berikut.

(1 Radio) terdapat di mana mana Book menyatakan bahwa penelitian menyebutkan bahwa sekitar setengah miliar pesawat radio yang ada di dunia, 73% di antaranya berada di rumah- rumah, toko- toko, kantor-kantor, sedangkan sisanya terdapat pada kendaraan bermotor. Jika kita berada pada jarak dengar sebuah radio yang sedang diputar, maka mau tidak mau kita akan mendengarnya.

(2) Radio bersifat memilih

Geografi, demografi, dan keragaman program stasiun radio membantu pengiklan untuk menetapkan target pendengar. Fleksibilitas semacam ini berarti bahwa spot dan adlips iklan dapat disiarkan, baik secara lokal, regional, maupun nasional bahkan internasional, pada jam-jam yang dapatdisesuaikan dan program-program yang ditawarkan radio . Keragaman seperti ini akan memungkinkan pengiklan atau sponsor mampu menembak target yang sesuai.

(3 Radio) bersifat ekonomis

Book mengungkapkan bahwa dalam satu minggu satu stasiun radio dapat meraih sembilan dari sepuluh pendengar berusia 12 tahun ke atas. Pendengar berusia 18 tahun ke atas mendengarkan radio selama hampir tiga setengah jam sehari. Seorang pengiklan biasanya mempercayakan kombinasi yang efektif atas jangkauan dan frekuensi dengan biaya yang relatif rendah per ribuan orang.

(4) Radio cepat dalam menyampaikan informasi Jika timbul kebutuhan, maka pengiklan dapat mengiklankan produk yang langsung diudarakan dalam hitungan beberapa jam. Hal ini sangat menguntungkan pengiklan yang menghadapi situasi darurat.

(5) Radio bersifat partisipasif Terdapat hubungan emosional antara pendengar dengan penyiar radio . Hubungan interaktif antara penyiar dan pendengar pun sangat mudah dilakukan.

E. Kekuatan dan Kelemahan Radio sebagai Media Massa

Andy Rustam menyebutkan bahwa stasiun radio sebagai media massa memiliki kekuatan-kekuatan, di antaranya adalah sebagai berikut.

(1) Menjaga mobilitas: pendengar tetap bisa beraktivitas sambil mendengar radio

(2) Informasi tercepat: informasi yang disampaikan radio dapat dilakukan sesegea mungkin, baik melebihi media cetak maupun elektronik lainnya.

(3) Auditif: meskipun hanya mengandalkansuara, radio dapat lebih memberikan pendekatan personal kepada pendengar.

(4) Theater of mind: mampu menciptakan imajinasi yang membuat pendengar penasaran.

(5) Komunikasipersonal: mampu menciptakankeakraban kepada pendengar.

(6) Murah: Biaya penyelenggaraan stasiun radio dan untuk mendengarkan radio sangat murah.

(7) Mass distributor: memiliki kekuatan sebagai distribusi informasi, edukasi, dan hiburan yang simultan.

(8) Format dan segmentasi yang tajam: radio mudah menciptakan citra diri dengan ketajaman format dan

segmentasi.

(9) Daya jangkau yang luas: teknologinya mampu mengatasi hambatan geografis, cuaca dalam sistem distribusinya.

(10)Menyentuh kepentingan lokal dan regional: mampu mengidentifaikasi kebutuhan pendengar lebih mendalam daripada media yang jangkauannya lintas samudra. Selanjutnya Andy Rustam juga mengemukakan kelemahan radio yang harus dipahami oleh stasiun radio , diantaranya adalah sebagai berikut.

(1) Hanya berupa suara Suara sulit menjelaskan grafik, angka,dan tidak mungkin menampilkantampilan visual sehingga perlu dihindari materi-materi atau program yang harus menayangkan visual

(2) Bersifat selintas

Semua suara yang disampaikan penyiar tidak terdokumentasikan oleh pendengar seperti media cetak. Jadi, dibutuhkan keterampilan untuk menjaga perhatian pendengar oleh penyiar dan pemutaran lagu.

(3) Anti detail

Anti detail di sini bukan berarti radio tidak mampu menyampaikan sesuatu secara mendalam, namun sangat sulitmenyiarkan data yang mendetail seperti penyampaian deret hitung atau angka yang berdigit banyak.

F. Positioning

Positioning menurut Kotler adalah langkah-langkah yang diambil oleh perusahaan dalam rangka menyiapkan penawarannya kepada konsumen dan upaya pembentukan citra tertentu dari produknya di mata konsumen. Umumnya positioning diciptakan oleh perusahaan melalui bauran pemasaran, yaitu produk, price, place, promotion, bahkan tidak jarang ditambahkan dengan tiga P, yaitu people, process, physical evidence. Beberapa strategi yang digunakan oleh perusahaan dalam menciptakan positioning adalah sebagai berikut.

(1) Attribute positioning: adalah keberadaan dari perusahaan itu yang menciptakan positioning, misal Disneyland memegang positioning sebagai perusahaan taman bermain yang terbesar di dunia karena memang mereka yang sampai saat ini terbesar di dunia.

(2) Benefit positioning: positioning yang muncul karena perusahaan mampu sebagai

Pemimpin dalam hal memberikan manfaat kepada penggunanya.

(3) Application positioning: positioning yang didapat karena penggunaan dari produk yang pas untuk konsumen tertentu.

(4) User positioning: positioning bagi perusahaan yang mampu menjadi yang terbaik bagi komunitas tertentu.

(5) Competitor positioning: positioning dengan jalan memperlihatkan dan mengkomunikasikan dirinya lebih baik daripada pesaingnya.

(6) Product category positioning: positioning yang mampu diraih dengan jalan menjadi produk yang terbaik di kelasnya.

(7) Quality or price positioning: positioning yang diraih ketika produk mampu memberikan nilai yang terbaik bagi konsumennya.Positioning dalam dunia radio menurut Harley Prayudha adalah upaya yang dilakukan oleh stasiun radio agar pendengar yang diraih sesuai dengan citra yangdikehendaki.

G. Segmentasi Stasiun Radio

Stasiun radio komersial yang profesional,sebelum merancang positioning yang ingin diraih hendaknyamemetakan pendengar yang ada di wilayah jangkauan gelombang

stasiun radio tersebut. Secara umum, segmentasi yang dilakukan berdasarkan hal hal berikut ini.

(1) Letak geografis

Contohnya: kota besar, kota kecil,pedesaan, baik skala nasional maupun internasional.

(2) Segi demografi

– tingkat usai

– jenis kelamin

– status perkawinan

– pekerjaan

– penghasilan

– pendidikan

– hobi

(3) Faktor psikografis

– Pola aktivitas khalayak

– Gaya hidup

Media habbit (kebiasaan penduduk dalam menggunakan media massa saat menghabiskan waktunya)

– Radio habbit (kebiasaan pendengar ketika mendengarkan radio ) radio

– Waktu atau saat-saat mendengarkan

H. Pembentukan Positioning terhadap Pendengar dari Sebuah Stasiun Radio

Stasiun penyiaran radio komersial Dalam upaya mengoptimalkan pendapatannya berawal dari target dan perolehan pendengar. Jika dicapai dengan baik, maka biasanya akan dicari oleh pengiklan. Data pendengar inilah yang oleh para pengiklan dijadikan dasar untuk melakukan promosi, yang selanjutnya para pengiklan membeli slot waktu penayangan program di radio tersebut. Rating radio diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan oleh stasiun sendiri ataupun lembaga penelitian profesional. Data-dataTersebut pada akhirnya disampaikan kepada pengiklan. Tujuan program stasiun radio komersial adalah untuk mengudarakan sesuatu yang bisa menarik perhatian pendengar. Hal inilah yang menjadi landasan layak tidaknya program tersebut dijual pengiklan.Permasalahan yang timbul selanjutnya adalah bagaimana membuat program menarik dan mendapatkan pendengar. Hal ini merupakan aspek yang sangat penting dalam konsep radio programming dan setara dengan pengembangan format. Permasalahan ini dijawab dengan kemampuan stasiun radio untuk mengetahui kebutuhan para pendengarnya sesuai dengan segmen pendengar yang ingin diraih. Pengelola stasiun radio memerlukan kejelian dalam penentuan program untuk menunjang positioning yang ingin dicapai.Salah satu upayanya adalah membuat format acara yang akan diudarakan kepada pendengar sehingga antara positioning yang ingin diraih dan format acara yangdibentuk akan selaras. Dalam menyusun format acara sebaiknya pula diperhatikan faktor persaingan penyiaran radio , geografis, demografis, psikografis, perilaku pendengar, dan kebiasaan penduduk di kawasan jangkauan radio . Hal yang terpenting adalah memaham bagaimana peluang periklanan dari positioning tersebut. Penataan acara di radio tidak lepas dari elemen pendukung acara tersebut, seperti musik, kata-kata, identitas stasiun, iklan, gaya siaran, dan penjadwalan acara sesuai dengan segmen waktu yang direncanakan.Skema pembentukan positioning stasiun radio pada pendengar ditunjukkan pada

Skema Pembentukan Positioning

Tahap tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut.

(1) Visi

misi perusahaan ditetapkan terlebih dahulu sebagai arah dan pegangan seleruh komponen stasiun radio

(2) Selanjutnya dilakukan pemetaan pendengar pada wilayah jangkauan siaran stasiun

radio.

Misalnya:

segmentasi 101.2 FM Q menyasar pendengar usia 15 -35 tahun dengan kualifikasi B, A, dan A +

(3) Kemudian penetapan positioning yang ingin diraih, yaitu penetapan image

pada pendengar yang ingin diraih oleh stasiun radio , misalnya 101.2 FM Q ingin membentuk citra “Radionya orang yang berjiwa muda ”

(4) Penataan stasiun radio adalah melakukan format yang harus dieksekusi oleh departemen on air, off air, dan promosi serta penataan dan desain layout kantor dan studio siaran.

a.On air:

– Pemutaran musik harus sesuai dengan pendengar yang disasar.

Misalnya Oz Radio memutarkan 60% lagu-lagu yang baru dan second single sebagai upayanya mendapatkan image trend setter musik dan berjiwa muda.

– Pemakaian jingle, harus sesuai dengan trend kultur yang berlangsung pada segmen.

Misalnya pemakaian jingle yang bernuansa modern dan remix version pada Q Radio sesuai dengan selera orang berjiwa muda

– Pembuatan naskah yang sesuai dengan selera pendengar yang ingin diraih yang sesuai dengan image yang ingin diciptakan. Pengaturan tata bahasa yang digunakan oleh

penyiar sesuai dengan segmen dan positioning. Misalnya: pemakaian kata aku dan kamu, bahasa yang tidak baku atau bahasa sapaan pada Q Radio agar selaras dengan

positioning yang ingin diraih, yaitu radionya orang yang berjiwa muda.

– Program on air yang dibuat harus bisa menjembatani kebutuhan pendengar dengan image yang dibangun.

Misalnya:

Siaran matasapi di Q Radio ditujukan, baik untuk mereka yang beraktivitas maupun menghabiskan waktunya sambil mendengarkan radio di pagi hari dengan format siaran

yang gila-gilaan dan membuat orang-orang tertawa.

b.Off air: pembuatan gelaran atau event yang sesuai dengan pendengar yang ingin disasar

atau berdasarkan keinginan klien. Pemilihan talent artis pada gelaran juga disesuaikan

dengan segmen pendengar.

(5) Promosi: aktivitas publikasi yang dilakukan radio dengan menggunakan media lain, seperti media cetak, televisi, dan kerja sama dengan berbagai perusahaan yang sesuai dengan segmen radio .

(6) Phisical evidence: penataan layout dan desain kantor dan studio dari stasiun radio .

(7) Keseluruhan penataan stasiun radio tersebut selanjutnya dieksekusi oleh pihak pihak yang terkait.

(8) Akan terbentuk citra atau positioning dari stasiun radio pada para pendengar. radio baik dengan menggunakan pihak internal radio maupun lembaga survei. Ketika penataan stasiun radio tepat, maka image yang tercipta akan sesuai dengan yang diharapkan, dan segmen yang diharapkan untuk diraih akan menjadi pendengar stasiun radio tersebut.

(9) Citra yang terbentuk pada para pendengar selanjutnya menjadi bahan evaluasi penataan stasiun radio. Ketika penataan stasiun radio menunjang positioning yang ingin diraih, maka yang harus dilakukan oleh stasiun radio tersebut adalah menjaga penataan

tersebut. Sebaliknya, jika kurang tepat atau respon dari segmen yang disasar tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dilakukan penataan ulang stasiun radio tersebut.

PENUTUP

Simpulan

Dalam pembentukan positioning terhadap pendengar dari sebuah stasiun radio tidak semata-mata mengandalkan kekuatan departemen on air. Off air, promosi, dan physical evidence juga dibutuhkan sebagai faktor penunjang yang sangat penting bagi positioning stasiun radio tersebut. Off air yang dilakukan oleh stasiun radio juga merupakan ladang uang atau penghasilan tambahan yang bernilairelatif cukup banyak jika dikelola secara

profesional.Riset sangat diperlukan dalam pelaksanaan penataan radio sebagai upaya

untuk meraih citra yang ingin diperoleh radio yang pada akhirnya berujung pada peningkatan raihan pendengar. Meningkatnya raihan pendengar akan membawa dampak yang positif bagi stasiun radio tersebut, yaitu semakin banyaknya perusahaan yang ingin menjadi klien dari radio tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Prayudha, Harley. 2005. radio Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. Jawa Timur: Bayumedia Publishing.

http://ejournal.unud.ac.id

OPTIMALISASI MEDIA RADIO PENDIDIKAN

Posted in Artikel, Pendidikan pada 6:45 am oleh tepeuny

Oleh : Uus Kurniati Mahasiswa Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UNY

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat emmpengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan- perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun social agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk social. Bagi sebagian orang membaca buku merupakan hal yang membosankan. Banyak orang yang mencari cara belajar tanpa harus sering membuka buku. makanya munculah banyak cara atau metode belajar yang asyik. salah satunya dengan mendengarkan radio. sekarang radio menjadi salah satu metode belajar. selain televisi. terbukti beberapa sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai menengah atas mencoba memakai metode ini.Media radio adalah salah satu media yang dapat meningkatkan mutu belajar mengajar dikelas amaupun di luar kelas.
Indonesia memiliki banyak penduduk dan kaya akan kekayaan alam, namun dalam segi pendidikan Indonesia cenderung kekurangan dibanding dengan Negara lain. Permasalahan pendidikan nasional meliputi kesempatan memperoleh pendidikan yang belum merata, kualitas relevansi pendidikan yang masih rendah, serta lemahnya manajemen pendidikan. Dengan potensi radio yang dapat menjangkau kalangan dan daerah manapun, radio sanagt cocok untuk dijadikan media daalm pendidikan. Baik pendidikan formal maupun non formal.


BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Radio Pendidikan dan Penyiaran Radio
Radio pendidikan adalah media yang menyampaiakn pesan- pesan pembelajaran melalui CD Audio atau disiarkan melalui station pemancar radio (Sri Wahyuni:2008). Media radio dalam pembelajaran berperan sebagai media yang dapat membantu menyelesaikan masalah dalam pendidikan. Ada berbagai macam gaya belajar diantaranya; auditif, visual, dan kinstetik. Media audio sangat bagus untuk melayani siswa yang memiliki gaya belajar audio. Berdasarkan potensinya, radio sangat tepat untuk media dikalangan apapun dan di daerah manapun. Hal ini dibuktikan (a. Darmanto:2008) dari 63.000 desa, 40% belum teraliri listrik sehingga akses untuk menonton televise (menerima surat kabar) sanagt kecil. Media radiolah yang tepat untuk daerah seperti itu. Radio dapat pula dijangkau oleh berbagai alangan ekonomi.
Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secar umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan . Pengertian penyiaran radio menurut Undang- undang No.32/2002:
Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secar umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan
Komponen- komponen dalam pengembangan media radio
Tahap- tahap pengembangan Media pembelajaran:
Adapun tahap- tahap dalam pengembangan radio, diantaranya adalah:
– Analysis
– Analisis Kurikulum
Pemetaan materi dalam kurikulum menurut karakteristik keefektifan kompetensi belajar dalam penyampaiannya (auditif, visual, audiovisual, praktik, dan lain- lain).
– Analisis kebutuhan
Pengumpulan data teoritik dan empirik tentan program dan media pembelajaran yang dibutuhkan.

  • Desain

– Pengkajian dan perencanaan model format sajian program.
– Penyusunan GBIM dan jabaran materi program.

  • Development

– Penulisan naskah dan penunjang lainnya.
– Script conference.

  • Implementation

– Produksi prototype program.
– Preview prototype program.

  • Evaluation
  • Revisi prototype program.

Aspek- aspek yang perlu dirumuskan dalam perintisan radio:
ü Segment
ü Content
ü Alasan
ü Subtitusi/komplementer
ü Bentuk kelembagaan
ü Proses pengelolaan
Siaran- siaran radio pendidikan diarahkan bagi usaha- usaha:
ü Perombakan atau perkembangan dalam suatu bidang.
ü Siaran yang ditujukan ke sekolah atau suatu kelas dari sekolah sebagai tindakan pengarahan atau pengayaan pada suatu bidang studi pada suatu tingkatan sekolah.
ü Kgiatan yang merupakan kegiatan pendidikan formal yang bertindak sebagi perluasan suatu sekolah atau tingkat persekolahan.
ü Kegiatn yang merupakan kegiatan pendidikan non- formal (ko- kurikuler), misalnya untuk pendidikan kepramukaan, taruna karya dan sebagainya diluar persekolahan.

Dalam penyiaran radio terdapat simulasi siaran radio, dalam kegiatan ini akan memungkainkan siswa menemukan sendiri nilai- nilai yang baik dalam pengalaman merencanakan suatu drama, menulis dan membaca skrip yang baik atau cara menampilkan dan memilih musik dan sound effect yang tepat, memproduksi sound effect yang baik bagi keperluan drama dan lain sebagainya.
Adapun cara untuk meningkatkan media audio/ radio pembelajaran, diantaranya adalah:
ü Kunci keberhasilan media pembelajaran, baik melalaui audio/radio, televisi ada diahli teknologi pembelajaran.
ü Bidang teknologi epmbelajaran merupakan bidang multidisiplin ilmu (komunkasi massa-broadcasting, psikologi, teknologi informasi, dsb).
ü Ahli teknologi pembelajaran akan berhasil jika mampu bersinergi baik dengan berbagai ahli.
ü Ciptakan/temukan berbagai model-model pembelajaran baru sehingga dapat dimanfaatkan peserta didik/ masyarakat pendidikan denagn mudah.
Salah satu contoh dari banyak radio yang sudah diterapkan di sekolah- sekolah adalah di SD Negeri Sempu Kecamatan Limpung Kabupaten Batang denagn gelombang 95,2 meter, SD tersebut melibatkan guru sekolah dalam pembelajaran, guru dilibatkan dalam mengisi acara sendiri dan acara tersebut disiarkan secara langsung. acar tersebut disiarkan pada pukul19 s.d 20, dan bisa didengar oleh siswa dan orangtua di desa itu . Kepala SDN Sempu, Bapak Setiarso, pada tahap awal, siaran radio yang baru menjangkau radius 5 km ini, dimaksudkan sebagai langkah inovatif yang dilakukan sekolah dalam upaya meningkatkan mutu dan kreativitas siswa. Kendati siaran ini belum secara periodik mengudara setiap malam, namun secara bertahap programnya akan diperbaiki dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran siswa.


BAB III
PENUTUP


Media audio/radio pendidikan adalah suatu media yang menyampaikan pesan- pesan pembelajaran melalui CD Audio atau disiarkan melalui station pemancar radio. Media audio sangat efektif untuk dijadikan media dalam pembelajaran. Media audio memiliki banyak kelebihan, diantaranya dapat dijangkau oleh berbagai kalangan dan berbagai wilayah.
Siaran- siaran radio pendidikan diarahkan bagi usaha- usaha untuk perombakan atau perkembangan dalam suatu bidang, siaran yang ditujukan ke sekolah atau suatu kelas dari sekolah sebagai tindakan pengarahan atau pengayaan pada suatu bidang studi pada suatu tingkatan sekolah, kegiatan yang merupakan kegiatan pendidikan formal yang bertindak sebagi perluasan suatu sekolah atau tingkat persekolahan dan kegiatan yang merupakan kegiatan pendidikan non- formal (ko- kurikuler), misalnya untuk pendidikan kepramukaan, taruna karya dan sebagainya diluar persekolahan.

DAFTAR PUSTAKA


Budiningsih Asri. 2002. Karakteristik Siswa Sebagai Pijakan dalam Pembelajaran. FIP UNY: Yogyakarta
Darmanto.2008. Layout kuliah produksi program radio. Yogyakarta
Wahyuni sri.2008. Layout seminar peningkatan media radio pembelajaran. Yogyakarta
Sudjana nana. 2002. Media Pengajaran. Sinar baru algensindo: Bandung.
http://www.google.com.radiopendidikan.diaksespadatanggal:10juni2008
http://www.google.com.funradioonlearning.diaksespadatanggal:10juni2008
http://www.yahoo.com.radiosebagaimedia.diaksespadatanggal:23juni2008
http://www.wikipedia.com.radioonlearning.diaksespadatanggal:23juni2008
http://www.infogue.com/
http://pendidikan.infogue.com/prinsip_prinsip_komunikasi_dalam_mengemas_pesan_pendidikan

RADIO PENDIDIKAN (ANTARA ADA DAN TIADA)

Posted in Artikel, Pendidikan pada 6:34 am oleh tepeuny

Oleh: Muh.Sigid Imami Mahasiswa Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UNY

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan suatu pendidikan bisa dicapai melalui proses belajar mengajar yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna. Salah satu usaha untuk membantu terciptanya proses belajar mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna tersebut melalui penggunaan media pendidikan yang memadahi dalam jumlah maupun mutu.

Ada banyak sekali media yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar mengajar, salah satunya adalah radio. Karakteristik media audio (radio) pada umumnya berhubungan dengan segala kegiatan melatih ketrampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek mendengarkan (Rivai, 1990 : 130).

Namun sekarang ini keberadaan media radio semakin trepinggirkan, salah satu penyebabnya adalah turunnya minat mendengarkan siaran radio, khususnya radio pendidikan dari kalangan pendidikan. Pada hal keuntungan dari siaran radio pendidikan sangat banyak.

B. Rumusan Masalah

Mengapa media radio pendidikan semakin terpinggirkan ?

PEMBAHASAN

I. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. AECT mendefinisikan media sebagai segala bentuk dasar saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan / informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar, sedangkan Locatis dan Atkinson (1984) berpendapat bahwa media adalah sarana untuk mentransmisikan atau menyampaikan pesan.

Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sara pembelajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran.

II. Radio Pendidikan

Tugas pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, namun dalam mencapai tujuan tersebut banyak mengalami masalah di antaranya geografis. Kondisi demikian berakibat tidak meratanya kesempatan memperoleh pendidikan yang layak terutama di pedalaman.

Pemilihan media radio didasarkan kemampuan media ini dapat menjangkau populasi pendengar yang lebih banyak dengan jarak jauh dan waktu yang lebih cepat, serta biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan media yang lain.

Menurut Arif Sadiman dkk (1986:51-53) berpendapat bahwa media radio mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan media yang lain, yaitu:

Ø Harganya relatif murah dan variasi programnya lebih banyak dari pada TV.

Ø Sifatnya mudah dipindahkan (mobile). Radio dapat dipindah-pindahkan dari satu ruang ke ruang lain dengan mudah.

Ø Jika digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio bisa mengatasi problem jadwal.

Ø Radio dapat mengembangkan daya imajinasi anak.

Ø Dapat merangsang partisipasi aktif dari pendengar.

Ø Radio dapat memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan artinya.

Ø Siaran lewat suara terbukti amat tepat/cocok untuk mengajarkan musik dan bahasa.

Ø Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik.

Ø Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang tidak dapat dikerjakan oleh guru.

Ø Radio dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, jangkauannya luas.

Sedangkan kelemahan media radio adalah :

Ø Sifat komunikasinya hanya satu arah, umpan baliknya tertunda

Ø Penyesuaian jadwal siaran dengan jadwal sekolah umumnya sulit

Ø Sulit dikontrol, artinya pendengar tidak dapat menghentikan siaran sebentar untuk berdiskusi atau mengulas bagian yang kurang jelas.

Menurut Dra. Hartati selaku pengawas di Cabang Diknas Kecamatan Semarang Timur juga berharap Diklat Siaran Radio Pendidikan untuk guru perlu diperbarui. Seperti apa pembaruannya ? Melalui acara itu guru dapat mengembangkan profilnya sesuai dengan tiga ranah kurikulum baru 2004 yang efektif, kognitif, dan psikomotorik, ketiga-tiganya tercapai.

Juga diharapkan, program Diklat Siaran Radio Pendidikan ini lebih mencapai sasaran dan tujuan karena program ini sangat diharapkan masyarakat. Kini guru sekolah dasar banyak yang sudah berpendidikan formal D2 dan S1, karena itu tujuan siaran sekarang berubah sebagai pengayaan mereka, mengingat pada dasarnya prinsip pendidikan adalah life long education. (www.suara merdeka.com)

Media radio di Indonesia semakin tersingkirkan dikarena oleh beberapa sebab, diantaranya banyak tidak mengetahui Diklat Siaran radio Pendidikan masih disiarkan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pernyataan guru diantaranya:

Endang Lestari guru SD Perumahan Banyumanik 07 Semarang waktu ketemu dengan penulis dalam pelatihan SEQ guru-guru se-Jawa Tengah di Balai Kota Semarang, beberapa waktu lalu.

” Selama ini, saya kira kok sepertinya Siaran Radio Pendidikan nggak mengadakan ujian lagi? Saya kok jarang dengar, tidak seperti tahun 90-an setiap sekolah wajib mencatat Siaran Radio Pendidikan.

Permasalahan itu disebabkan kurangnya koordinasi dari masing-masing instansi terkait yang diberi wewenang untuk mengelola Diklat Siaran Radio Pendidikan. Diantara indikator yang dapat kita lihat yaitu lemahnya guru membuat laporan hasil monitor siaran .

Beberapa guru merasa sudah pernah mengikuti ujian tetapi sampai sekarang belum bisa menggunakan sertifikat ujian untuk proses kenaikan pangkat, kata Endang Lestari

” Dulu tahun 90 an saya pernah mengikuti ujian SRP , sampai kini sertifikatnya tidak turun.” Ujian di Bangun Harjo Kecamat-an Semarang Tengah, dan mengajarnya di perumahan Banyumanik 07 Semarang.

Masalah lain, guru juga tidak tahu kalau siaran tetap berlangsung. Seperti dikatakan oleh Indraningrum S.Pd Kepala SD 1 Citarum Semarang juga kepala Gugus Boegenvil III.” Siaran ini menambah wawasan dan bermanfaat bagi guru tapi sayang saya tidak mendengar kalau siaran ini masih diudarakan”.. (www.suara merdeka.com)

Penyebab lain tersingkirnya media radio adalah:

Ø Belum tahu tentang radio pendidikan

Ø Mengurangnya kultur membaca

Ø Program kurang menarik dan kurangnya sosialisasi

Ø Kurang kesadaran

Ø Belum pernah ada pelatihan

Ø Dampak kurang mengena

Ø Internal guru

Merasa tidak tahu cara pemanfaatan

Ø Keterbatasan program

Diantara banyaknya kasus diatas mengenai tersingkirnya media radio, sebenarnya radio mempunyai beberapa peluang, menurut A.Darmanto (2008) peluang radio pendidikan  diantaranya:

Ø Kurangnya akses informasi di desa, pada hal sekitar 70 % penduduk Indonesia tinggal di desa.

Ø Banyak daerah di Indonesia yang belum teraliri listrik, sehinnga media yang paling layak adalah radio.

Ø Secara sosio cultural, radio lebih dekat dengan masyarakat Indonesia yang tidak memiliki tradisi kuat dalam membaca.

Ø Proses demokratisasi yang menuntut adanya transparansi , partisipasi, dan akuntabilitas hanya mungkin berjalan dengan baik kalau arus informasi lancar di semua lini, dan terbuka kesempatan yang sama dalam akses informasi.

Ø Amamdemen UUD 1945, pasal 28 F, UU HAM No. 39?1999, UU Pers No.40?1999, UU Penyiaran No.32?2002 , UU KIP secara aksplisit menjamin setiap orang warga Negara berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi demi Pengembangan dirinya.

Ø UU No.32 Tahun 2002 tentang penyiaran menjamin keberadaan Lembaga Penyiaran Publik Lokal dan Radio Komunitas..

Ø Perusahaan-perusahaan besar kini dituntut menjalankan apa yang disebut Corporate Social Responsibility.

Ø Banyak lembaga layanan sosial yang memanfaatkan radio untuk menjalankan misinya.

Ø Banyak radio luar negeri seksi Indonesia yang menerima penawaran program berkualitas.

Langkah yang ditempuh agar radio pendidikan tetap eksis antara lain:

Ø Menggerakkan lagi program diklat radio untuk kalangan guru.

Ø Memperbanyak siaran pendidikan dari pada siaran untuk bisnis.

Ø Menggerakkan munculnya radio pendidikan di lingkungan sekolahan.

Ø Kerja sama antara pihak radio dengan LSM yang bergerak dalam bidang pendidikan.

Ø Memperbanyak program audio sebagai media pembelajaran di lingkungan sekolah.

Penggunaan media radio untuk pendidikan juga didorong oleh pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

Ø Eksplosi penduduk yang dengan sendirinya mengakibatkan eksplosi anak-anak usia sekolah.

Ø Eksplosi ilmu pengetahuan

Ø Eksplosi teknologi, kedua eksplosi terakhir ini menambah lebar dan dalam jurang pemisah antara negara berkembang dan negara sedang berkembang

Ø Terbatasnya dana dan fasilitas untuk perbaikan

Ø Perjalanan waktu yang tak dapat menunggu lagi

Sedangkan eksperimen yang dilaksanakan di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebelum disebarkan ke daerah lain telah diteliti oleh PT Inscore Indonesia atas biaya UNESCO (1973), 2 diantara 10 kesimpulannya menyatakan  (Zamris habib.1999):

Ø Pencapaian (coverage) dari sasaran tergantung bukan saja dari kemampuan teknis pemancar tetapi juga pada kemampuan ekonomi pendengar, pemilihan waktu siaran yang tepat, dan informasi yang lebih meluas, jelas dan tegas (umpamanya berbentuk instruksi mengenai adanya siaran).

Ø Siaran pendidikan ternyata lebih tepat untuk pelajaran-pelajaran/acara-acara yang memerlukan unsur-unsur audio dan hal-hal atau perkembangan-perkembangan baru yang dapat diikuti terus menerus oleh guru/kelompok pendengar

PENUTUP

Radio merupakan salah satu media yang dapat membantu dalam proses belajar mengajar, radio dopandang menjadi media pembelajaran yang tepat karena memiliki  beberapa kelebihan dan yang terpenting radio sesuai dengan karakteristik geografis Indonesia.

Namun sekarang ini radio mulai tersingkirkan oleh media lain, hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor, diantaranya kurangnya pengetahuannya sebagaian guru tentang media radio pendidikan. Untuk itu kita sebagai kaum terdidik berkewajiban untuk mulai menggalakkan lagi radio pendidikan di lingkungan pendidikan..

DAFTAR PUSTAKA

Ø Darmanto,A.2008.Produksi Program Radio.Yogyakarta:-

Ø Habib,Zamris.2008.Pendidikan Terbuka dan JarakJauh.http://Zamrishabib.wordpress.com.25 Mei

Ø Majalah Siar Demokrasi Edisi 11 Desember 2007

Ø Penyusun,Tim.2003.Strategi Belajar Mengaja.Yogyakarta:Penerbit FIP UNY

Ø Rahayu, Rini. 2007. Pendidikan melalui Radio. http://www.suaramerdeka.com, 25 September

Ø Sadiman, Arif S dkk. 1986. Media Pendidikan. Jakarta : PT.. RajaGrafindo Persada.

Ø Sitio,Anton.2007.Nuansa Baru Media Komunikasi Pendidikan Non Formal.http://Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Biasa.com.28 Januari

Ø Sudjana,Nana dan Ahmad Rivai.1990.Media Pengajaran.Bandung:Sinar Baru

KARYA INI SEPENUHNYA KARYA SAYA, KECUALI BAGIAN YANG MEMANG SUDAH DISEBUTKAN DALAM DAFTAR PUSTAK

Radio sebagai Metode Belajar

Posted in Artikel, Pendidikan pada 6:26 am oleh tepeuny

Oleh : Eko Prasetyo Mahasiswa Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UNY

BAB I

PENDAHULUAN

Hubungan lingkungan hidup dengan komunikasi mungkin tidak nampak. Namun kalau dipikirkan secara lebih mendalam, lingkungan hidup sebenarnya merupakan konsep yang sangat relevan bagi komunikasi ditinjau dari berbagai segi. Pertama, dipandang dari segi luas, komunikasi hanya berarti dalam konteks lingkungan hidup. Pada intinya. komunikasi adalah proses yang menyangkut hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya Tanpa komunikasi manusia jadi terpisah dari lingkungan. Namun tanpa lingkungan komunikasi menjadi kegiatan yang tidak relevan. Dengan kata lain, manusia berkomunikasi karena perlu mengadakan hubungan dengan lingkungannya, meskipun caranya berbeda tergantung lingkungan yang dihadapi, umpamanya dengan lingkungan sosial. Kedua, secara langsung atau tidak sebagian besar komunikasi manusia sebenarnya menyangkut atau bertitik tolak pada informasi tentang lingkungannya. Baik mengenai benda fisik dan komponen lingkungan itu, prinsipnya yang mengatur hubungan antara komponen tersebut, proses dan cara kerjanya, ataupun gagasan dan keinginan yang ada dalam otak manusia mengenai bagaimana seharusnya lingkungan itu. Ini bukanlah hal baru. Pengetahuan dan konsep yang ada pada seseorang dibentuk pertama kali oleh lingkungannya, atau berdasar kepada hal-hal yang diamati dari lingkungan. Andaikata ia kemudian belajar tentang hal-hal mengenai lingkungan yang lain, informasi itu pun akan selalu mengacu atau dibandingkan dengan lingkungan sekitarnya. Itulah sebabnya maka komunikasi biasanya lebih lancar dan lebih efektif jika menyangkut atau berkaitan dengan lingkungan yang telah dikenalnya. Dapat dikatakan komunikasi akan makin berarti bagi seseorang jikalau informasi yang disampaikan makin terkait dengan lingkungan orang itu

BAB II

PEMBAHASAN

  1. PERKEMBANGAN RADIO

Dewasa ini perkembangan dunia radio sudah sedemikian pesat. Baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Radio searan selalu mengupdate diri. Jumlah yang selalu bertambah dan banyak, serta pemenuhan akan kebutuhan teknologi terkini selalu di ikuti media radio. Maka tidak mengherankan jika ada pakar komunikasi yang menyatakan bahwa radio merupakan media yang penuh dengan dinamika, dinamis dan selalu dapat mengikuti perkembangan zaman. Radio menurut fungsinya sebagai media hiburan dan informasi. Agaknya fungsi media yang demikian ini dapat dapat menyelaraskan dengan tuntutan dunia pendidikan. Sehingga radio dapat difungsikan perannya untuk menjadi media pendidikan yang pas.  Radio dan pendidikan ibarat perangko dan amplopnya yang dapat saling bersinergi. Sehinga peran media radio sangatlah penting. Dimana dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki yakni, dapat langsung meberitakan, harga terjangkau dan dapat dibawa kemana-mana serta coverage area yang luas.

Sebagian orang membaca buku merupakan hal yang membosankan. Banyak orang yang mencari cara belajar tanpa harus sering membuka buku. makanya munculah banyak cara atau metode belajar yang asyik. salah satunya dengan mendengarkan radio. sekarang radio menjadi salah satu metode belajar. selain televisi. terbukti beberapa sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai menengah atas mencoba memakai metode ini. malahan yang berbagi ilmu adalah siswa-siswanya. karena kita gak luput dari mendengarkan radio, dan akan lebih mudah mendapatan ilmu dengan mendengar radio. di beberapa stasiun acara radio juga mempuntyai program radio education ini. seperti mari belajar bahasa inggris , disalahsatu stasiun radio. walaupun frekuensi waktu siarannya tidak terlalu banyak. mereka lebih memproitaskan lagu-lagu. ini angamat disayangkan

  1. MEDIA RADIO DALAM PIJAKAN PEMBELAJARAN

Ada dua kategori utama tentang bagaimana seorang belajar yaitu pertama bagaimana seorang menyerap informasi dengan mudah atau dinamakan modalitas, kedua adalah cara seorang mengatur dan mengolah informasitersebut atau juga disebut dengan cara kerja dinamika otak. Banyak juga factor yang mempengaruhi gaya belajar seorang, seperti factor fisik, emosional, sosiologis, maupun lingkungan. Gaya belajar lain menghendaki iringan musik sebagai teman belajar, sedangkan lainya merasa dengan musik justru akan menggangu konsentrasinya. Adapun ciri-ciri orang orang dengan gaya auditorial sebagai berikut:

· Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja

· Mudah terganggu oleh keributan

· Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca

· Senang membaca dengan keras dan mendengarkan.

  1. SEJARAH RADIO

Keberhasilan Guglemo Marconi tahun 1896 melakukan percobaan pengiriman pesan tanpa kawat sejauh 8 mil memberi harapan baru bagi perkembangan dunia penyiaran radio. Harapan semakin besar ketika tahun 1901 eksperimen yang dilakukan Marconi berhasil melintasi samudera Atlantik. Tetapi dunia penyiaran radio di dunia dapat berkembang setelah perang dunia 1 semua peralatan radio dimobilisasi untuk kepentingan perang sehingga pihak sipil tidak boleh menggunakan secara bebas.

Pada saat berdirinya International Amateur Radio Union (IARU) tahun 1925, wilayah nusantara pada saat itu masih dikuasai oleh Belanda, dan pada saat itu tengah berkecamuk Perang Dunia Pertama. Pada saat itu komunikasi antara Netherland dengan Hindia Belanda (julukan untuk wilayah Nusantara) hanya mengandakan saluran kabel Laut yang melintas Teluk aden yang dikuasai oleh Inggris. Timbul kekhawatiran Belanda atas saluran komunikasi tersebut, mengingat Inggris terlibat dalam perang dunia pertama tersebut sedangkan Belanda ingin bersikap Netral, oleh karenanya dilakukanlah berbagai percobaan dengan menempatkan beberapa stasiun Relay yang atara lain di Malabar, Sumatra, Srilangka dan beberapa tempat lagi. Radio Malabar berdiri tanggal 5 Mei 1923 merupakan pemancar menggunakan teknologi arc transmitter yang terbesar di dunia. Tampak pada gambar samping adalah dua buah arc transmitter yang besar dengan kekuatan 2400kW yang dibuat oleh Klaas Dijkstra yang bekerja untuk Dr Ir De Groot. Input power pemancar Radio Malabar adalah 3.6 MegaWatt bekerja pada frekuensi 49.2kHz panjang gelombang 6100m dengan menggunakan callsign PMM. Daya untuk pemancar Radio Malabar di bangkit oleh sebuah pembangkit tenaga air buatan Amerika yang terletak di Pengalengan dengan tegangan 25kV. Radio Malabar merupakan cikal bakal amatir radio di Indonesia dan merupakan radio pertama di Indonesia untuk komunikasi jarak jauh. Frekuensi yang digunakan masih sangat rendah dalam panjang gelombang sangat panjang, tidak mengherankan jika antenna yang digunakan harus di bentang memenuhi gunung Malabar di Bandung Selatan. Sisa-sisa Radio Malabar masih terdapat di sana berupa tiang-tiang antena-antena besar dan tinggi di tengah hutan.

Pada masa akhir kekuasaan orde lama mulai bermunculan radio-radio swasta yang bermula dari hobi para mahasiswa di bidang elektronika. Radio swasta itu kemudian menjadi alat perjuangan angkatan 66 dalam menumbangkan orde lama. Pada tahun 1970 keberadaan radio swasta secara resmi diakui oleh pemerintah dengan dikeluarkanya pemerintah nomor 50 yang menjamin dan mengatur keberadaan mereka.

BAB III

PENUTUP

Sebagian orang membaca buku merupakan hal yang membosankan. Banyak orang yang mencari cara belajar tanpa harus sering membuka buku. makanya munculah banyak cara atau metode belajar yang asyik. salah satunya dengan mendengarkan radio. sekarang radio menjadi salah satu metode belajar. selain televisi. terbukti beberapa sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai menengah atas mencoba memakai metode ini. media pendidikan yang pas. Radio menurut fungsinya sebagai media hiburan dan informasi. Agaknya fungsi media yang demikian ini dapat dapat menyelaraskan dengan tuntutan dunia pendidikan. Sehingga radio dapat difungsikan perannya untuk menjadi

RADIO PENDIDIKAN DI INDONESIA

Posted in Artikel, Pendidikan pada 6:16 am oleh tepeuny

Oleh : Kukuh Prihantoro Mahasiswa Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UNY

BAB I

Pendahuluan

Radio adalah suatu alat atau sumber informasi dan hiburan yang luar biasa. Kita dapat mengikuti siaran radio sambil duduk-duduk minum kopi dan makan kue. Kita dapat mengikuti siaran radio sambil mandi. Kita dapat mengikuti siarna radio sewaktu menyiapkan sarapan, pagi, atau meracik bawang menjelang santap malam. Kita dapat mengikuti siaran radio bahkan sewaktu melakukan kegiatan gerak badan, jogging dan bahkan sambil tidur-tiduran dengan mata tertutup.

Radio memang merupakan sarana penyampai informasi dan hiburan yang serba mampu. Sambil berdesak-desakan dalam bis atua kereta api. Sekarang bahkan mungkin mengikuti siaran radio sewaktu mengayuh sepeda. Masih banyak lagi keadaan yang memungkinkan seseorang untuk mengikuti siaran radio.

Informasi hiburan dapat kita peroleh disini. Bagaimana dengan pendidikan ? Sekarang penggunaan radio lebih mengarah kepada hiburan. Sebagian sebagian besar mereka mengisi waktu siaran dengan musik dan musik.

BAB II

Pembahasan

1. Perkembangan Radio di Indonesia

Dari tahun ke tahun radio yang berdiri di Indonesia bertambah dengan pesatnya. Ada yang berkembang pada gelombang Am. Tetapi lebih banyak yang memilih mendirikan radio pada frekwensi Fm. Namun sebenarnya gelombang Am memiliki jangkauan lebih luas. Dari data situs nasional yang berskala internasional mencatat dan memantau bahwa perkembangan radio di Indonesia perkembangan radio sangat baik. Jumlah radio sekarang ini mencapai 1500 (seribu lima ratus) yang berjalan pada frekwensi 67.6 – 108.00 fm. Sekitar 50 radio sudah tidak mempublikasikan keberadaannya atau melakukan registrasi pada situs ini. Jumlah ini belum termasuk dengan radio-radio komunitas yang ada. Banyak pula pihak-pihak swasta maupun negeri yang mendirikan pada jalur Am karena sudah tidak tersedianya ruang dalam jaringan Fm.

Dengan melihat angka tersebut kita dapat menilai bahwa radio di Indonesia tumbuh dengan suburnya.

2. Pemanfaatan radio dalam pendidikan

  • sebagai alternatif dalam penyebarluasan informasi pendidikan nonformal

Salah satu fungsi radio yang menarik berbagai segmen umur adalah radio sebagai media penyampai berita. Berbagai berita aktual yang terjadi di dalam negeri maupun luar negeri dapat dengan cepat diketahui oleh masyarakat melalui media radio. Untuk itulah, maka radio sebagai salah satu alternatif media massa patut menjadi pilihan bagi penyebarluasan informasi pendidikan non formal (PNF).

Pendidikan Non Formal memegang peranan yang strategis dalam Sistem Pendidikan Nasional, hal tersebut jelas tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003. Pendidikan Non formal memiliki  kelebihan dibandingkan dengan pendidikan formal yaitu adanya keluwesan tempat, sasaran, waktu, dan program.

Salah satunya adalah radio PNF yang dipancarkan pada gelombang 107,6 FM, Medan. Segmen utama yang menjadi siaran radio PNF adalah siaran PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), siaran program Kesetaraan, dan siaran pendidikan masyarakat lainnya

  • Siaran radio pendidikan untuk murid (SRPM)

Kegiatan ini dikenal sebagai SRPM-SD. Materinya disajikan dalam bentuk kaset audio dengan materi yang sulit dipahami oleh murid sekolah dasar.
Program yang telah dikembangkan yaitu mata pelajaran matematika, IPA, IPS, PPKN dan Bahasa Indonesia. Dalam mengikuti program ini murid sekolah dasar juga dilengkapo dengan MODUL sebagai bahan penyerta. Sampai dengan saat ini sedang dirintis penerapannya di 5 SD dalam Kabupaten Aceh Besar.

  • Pendidikan dan pelatihan guru di daerah terpencil

Tanah air kita yang terdiri dari beribu pulau besar dan kecil serta memiliki wilayah yang sangat luas. Kondisi geografis yang demikian berakibat tidak meratanya kesempatan memperoleh pendidikan yang layak karena penyebaran guru-guru terutama guru-guru sekolah dasar sehingga mutu pendidikanpun kurang merata. Di kota-kota besar guru berlebih sedangkan di desa-desa terutama di daerah terpencil dan pedalaman sangat kekurangan guru.

Tujuan terpenting dalam Diklat SRP adalah meningkatkan kemampuan guru SD dalam cara mengajar dan penguasaan materi pengajaran, terutama bagi mereka yang tinggal di desa dan tempat terpencil dan juga memberi kesempatan untuk mencapai standar mengajar.

Beberapa hasil study yang telah dilakukan menunjukan bahwa program Diklat SRP mendapat respon yang baik dari guru-guru khususnya yang berada di daerah terpencil. Mereka menyadari akan pentingnya peningkatan kualifikasi sebagai tuntutan profesionalisme guru.

3. Peran pemerintah

Di Indonesia pendidikan sebagai upaya pembelajaran sepanjang hayat telah diamanatkan didalam Tap MPR Nomor : II/ MPR/ 1988. Disebutkan, pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan demikian pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga,masyarakat dan pemerintah. “. Retno Sri Ningsih Satmoko (1999:65)

Dalam radio siaran pendidikan terdapat surat keputusan direktorat jendral pendidikan dasar dan menengah departemen pendidikan dan kebudayaan nomor : 239/c/kep/i/1992 tanggal 18 juli 1992 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Guru SD melalui siaran radio pendidikan, yaitu
a. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dasar melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan professional gurusekolah dasar.
b. Memperluas kesempatan meningkatkan mutu profesional guru sekolah dasar yang belum mengikuti program penyetaraan

Pemerintah telah melakukan banyak hal dalam hal ini. Peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah menandakan bahwa pemerintah menaruh perhatian pada pendidikan dalam bentuk siaran radio.

4. Kendala Radio Pendidikan

Bagaimana perkembangan radio pendidikan di Indonesia sekarang ini? Ini mungkin pertanyaan yang muncul ketika meliat jumlah radio yang ada di Indonesia sekarang. Perkembangan yang terjadi pada radio pendidikan tidak sebanyak radio hiburan yang ada di Indonesia sekarang. Apakah yang salah dengan radio pendidikan yang ada di Indonesia sehingga tidak bisa berkembang. Banyak asumsi yang berkembang di masyarakat mengenai hal ini. Faktor-faktor yang bisa jadi pertimbangan dari kurang berkembangnya radio pendidikan di Indonesia, antara lain :

· Modal

Mendirikan radio pendidikan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Modal merupakan salah satu faktornya. Dana radio milik pemerintah tergantung pada APBD

· SDM

Dalam perkembangannya siaran radio pendidikan mempunyai sumber daya manusia dari pegawai negeri sipil (PNS). Dalam radio pendidikan, SDM ini saja tidak cukup.harus ada orang yang kompeten dalam bidangnya.

· Publikasi

Orang-orang menganggap bahwa radio pendidikan masih merupakan radio komunitas dimana para pendengar kurang bisa berkomunikasi atau melakukan interaksi.

· Manajemen

Radio Pendidikan tidak ada salahnya jika senantiasa gencar memutar “promo acara” agar siaran ini dapat diketahui. Karena melakukan koordinasi dengan stakeholders dan instansi terkait.

Meskipun banyak kendala yang menghadang dalam mengembangkan radio pendidikan, pemerintah tidak terus putus asa. Terbukti sudah banyak sekolah-sekolah dan instansi pemerintah yang berhasil mendirikan radio pendidikan. Dinas pendidikan dan kebudayaan Surabaya telah berhasil membangun radio pendidikan yang telah menelan dana sebesar 400 juta rupiah. Radio ini memberikan informasi pendidikan untuk pendidik, peserta didik, dan bidang-bidang terkait di dalam pendidikan.

Inovasi-inovasi terus dihadirkan untuk meningkatkan radio pendidikan. Dalam waktu dekat pemerintah melalui Menristek bekerja sama dengan UNESCO akan membuat radio internet. Radio internet merupakan kombinasi dari radio konvensional ditambah dengan fasilitas internet. Masyarakat setiap saat bisa menelepon ke radio tersebut untuk meminta informasi apa saja yang mereka butuhkan.

Penggunaan iklan tidak diperblehkan bagi radio pendidikan yang berada di bawah naungan pemerintah. Berbeda dengan radio pendidikan yang berstatus swasta. Ini dapat diatasi dengan barter dengan pertukaran program atau narasumber. Perekrutan karyawan yang kompeten dibidangnya bisa menjadi solusi radio pendidikan dalam mengembangkan siarannya.

Dari semua hasil yang didapat pemerintah belum bisa dikatakan berhasil. Masih banyak yang harus diperjuangkan agar radio pendidikan tidak kalah menarik dengan radio hiburan dan lebih baik dalam keseluruhan hal.

BAB III

Penutup

Dari tahun ke tahun radio yang berdiri di Indonesia bertambah dengan pesatnya. Jumlah radio sekarang ini mencapai 1500 (seribu lima ratus) yang berjalan pada frekwensi 67.6 – 108.00 fm. Pemanfaatan radio dalam pendidikan antara lain sebagai alternatif dalam penyebarluasan informasi pendidikan nonformal, Siaran radio pendidikan untuk murid (SRPM), Pendidikan dan pelatihan guru di daerah terpencil.

Pemerintah jaga telah melakukan usaha yang cukup maksimal untuk meningkatkan radio pendidikan. Didalam peran pemerintah untuk mengembangkan kebaradaan radio pendidikan tentu ada kendala yang menghambat. Kendala-kendala tersebut antara lain, modal, SDM, publikasi, dan manajemen. Namun dari kendala-kendala tersebut timbul motivasi yang besar untuk meningkatkan radio pendidikan di Indonesia.

Daftar Pustaka

Bahan Siaran Radio Pendidikan Program Penyetaraan Guru SD dan Diklat SRP, Jakarta, Pustekkom.

Gafur, Abdul Gafur, (1994), Laporan Hasil Penelitian Evaluasi Formatif

————, (1992), Himpunan peraturan dan Perundang-Undangan Bidang Pendidikan, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

–    Educational radio broadcasting management : A Case Studies of Managing RAPENDIK at Surabaya

Laman berikutnya