April 14, 2008

“Home Schooling” Model Pendidikan Alternatif

Posted in Pendidikan pada 2:00 pm oleh tepeuny

Posted on Nov 29, 2007 under HomeSchooling, Rumahku Sekolahku |

Ditengah keraguan terhadap mutu pendidikan nasional, sekaligus mahalnya biaya sekolah berstandar internasional, kini banyak orangtua yang beralih menyekolahkan anak-anaknya di rumah melalui program yang dinamai homeschooling.

Program yang sebenarnya belajar jarak jauh ini materinya disediakan oleh sebuah institusi pendidikan pengelola yang juga akan bertugas menguji para peserta di akhir táhun ajaran yang telah ditentukan untuk kénaikan tingkat atau mendapatkan sertifikat.

Sebenarnya home schooling di Indonesia telah ada sejak dulu, hanya saja dulu namanya berbeda. Belajar jarak jauh semacam e-learning, atau pola pendidikan SMU atau Universitas Terbuka, bahkan Pendidikan Kejar (Kelompok Belajar) Paket A & B itu dapat digolongkan sebagai home schooling. Pada prinsipnya, home schooling ini merupakan pendidikan alternatif dengan menekankan pola kurikulum yang lebih fleksibel dalam pengajarannya.

Hal ini karena awal pembentukan home schooling itu sendiri di Amerika Serikat (AS) merupakan wujud pengawasan preventif orangtua terhadap anak-anaknya karena lembaga sekolah di sana dinilai sudah tidak bisa lagi menjadi lembaga pembelajaran yang sehat. Misalnya – berdasarkan kasus yang sering terjadi- sekolah tidak jarang menjadi ajang perkelahian dan peredaran obat bius. Oleh karena itu para orangtua kemudian berkumpul untuk menyediakan pendidikan bagi anak-anak mereka. Semula memang dikelola oleh orangtua sendiri, namun selanjutnya berkembang dengan mendatangkan pengajar ke rumah, layaknya model pendidikan anak-anak keluarga bangsawan zaman dulu.

Untuk menerapkan kurikuurn home schooling ini di Indonesia, seharusnya tidak perlu meniru pola pengajaran yang diterapkan di AS karena belum tentu cocok. Dengan difasilitasi pêmerintah, bila nantinya home schooling telah makin diminati di negeri ini, ada baiknya para orangtua membentuk komunitas mandiri yang khusus mengelola pendidikan alternatif ini dengan memasukkan muatan-muatan khusus, misalnya pendidikan untuk mengenal tanah air dan budayanya, pendidikan kesenian, kecintaan membaca, dan lain-lain.

Alasan lain orangtua menerapkan home schooling adalah keinginan untuk memberi kebebasan kepada anak-anak mereka tentang hal-hal yang ingin dipelajari lebih banyak sesuai bakat dan minat masing-masing.

” Biarkan anak-anak bereksplorasi dengan berbagai macam hal. Kelasnya bisa di dapur, halaman belakang, sawah dekat rumah, atau di mana saja, ” begitu ujar salah seorang orangtua yang telah mantap memutuskan untuk memilih home schooling.

Namun home schooling ini tentunya mengandung konsekuensi, yaitu orangtua harus benar-benar mendampingi anak dalam belajar dan bereksplorasi untuk menyerap ilmu. (CHK)

Sumber : Kompas

Tinggalkan komentar